Hiburan

Wisben Antoro, Tawamu Bahagiaku

Oleh : albertus indratno / Senin, 00 0000 00:00



" Kenopo babi kok mambu (kenapa babi itu bau)," tanya pelawak Gareng Rakasiwi kepada Wisben. "Senenge mangan sampah (sukanya makan sampah)," kata Wisben. Gareng menggeleng. "Soale keleke papat (karena ketiaknya empat), " kata Gareng. Penonton pun tertawa. Pertunjukan malam itu membahagiakan Wisben. Baginya hidup itu semakin menarik ketika ia bisa membuat orang lain tertawa. 

Wisben Antoro, 52 tahun. Laki-laki ini badannya tegap, tingginya sekitar 175 cm,  rambut disisir rapi dengan kucir yang memanjang melebihi bahu. Ketika tampil ia sering menggunakan kumis palsu seperti Charlie Chaplin. Sebelumnya, selama 16 tahun ia aktif mengisi acara Angkringan, sebuah program diskusi di Televisi Republik Indonesia yang dikemas santai namun bernas, seperti halnya obrolan di angkringan. Lalu, ia mulai memainkan sulap komedi di acara Kelakar bersama Insan Nur Akbar, juara kedua stand up comedy season 1.Ia mengatakan sempat malu jadi pelawak.

"Dulu saya sempat putus asa," katanya. "Setahun tidak melawak karena merasa tidak lucu." Ia menambahkan, selain itu, sekitar 10 tahun lalu lawakan tak bisa memberi penghasilan yang cukup.

Namun, sekarang berbeda, ia justru menyarankan untuk menjadi pelawak. "Lawak itu sedikit saingannya," katanya. "Bisnis apapun yang tidak ada saingannya dan dibutuhkan itu pasti menghasilkan." 

 "Dan pelawak itu gajian setahun 52 kali," katanya. " Kalau pegawai digaji setahun 12 kali, paling banyak 13 kali." Sedangkan pelawak selalu gajian tiap Sabtu malam. Itu karena biasanya mereka pentas ketika akhir pekan. "Nah, dalam setahun sendiri ada 52 minggu. Iya kan?" katanya. "Itu belum yang tampil Sabtu malam, Minggu pagi sama sore."

Lawakan bisa sangat efektif untuk menyampaikan pesan.  Ia menambahkan ada beberapa anggapan kelucuan lawak timbul karena hal-hal yang dianggap "aneh" atau "ganjil" seperti penampilan kelompok Srimulat. Lalu, ada yang mengatakan spontanitaslah yang memancing tawa. "Lalu Bagito tahun 1992 menganggap pesan lawakan itu harus bisa dimengerti," katanya. "Kalau pesan itu tidak dimengerti ya tidak lucu."

Wisben teringat ketika Departemen Penerangan masih berdiri. "Dulu saya sempat disuruh sosialisasi masalah kebersihan," katanya. Namun, saat ini berbeda. "Pelawak hanya diajak tampil lima tahun sekali saat kampanye," katanya. "Lalu dibuang."

Wisben mengatakan sedang "banjir order". Ia lalu menyebutkan rentetan jadwal manggung sampai akhir Desember tahun 2012. Selain itu ia merencanakan untuk mengubah kelompok lawaknya bersama pelawak Juned dan Gareng Rakasiwi dari Trio G.A.M (Guyonan Ala Mataraman -red) menjadi Trio G.A.Y. (Guyonan Ala Yogyakarta - red). "Sekarang gay lebih terkenal daripada G.A.M. (Gerakan Aceh Merdeka - red)," katanya sambil tertawa. 

Sedangkan untuk persoalan tarif, Wisben bisa sangat fleksibel. "Masak saya harus minta uang kalau menghibur anak yatim piatu," katanya. "Tapi kalau untuk acara serah terima jabatan atau gathering (pertemuan - red) berbeda." 

"Banyak artis ingin jadi pelawak," katanya. "Banyak yang mengira jadi pelawak itu enak, ditertawakan lalu dibayar." Wisben lalu menggeleng-gelengkan kepala. Ia melanjutkan,"Padahal ini pekerjaan sulit," katanya. "Benar-benar sulit." 

Wisben sadar menjadi pelawak tak sekedar profesi, tetapi juga bentuk penghayatan hidupnya kepada Tuhan. "Hidup itu seperti mainan saja," katanya. "Dan Tuhan itu suka bercanda."

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    GERONIMO 106,1 FM

    GERONIMO 106,1 FM

    Geronimo 106,1 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini