Keberadaan gumuk pasir di kawasan Parangtritis, Kretek, Bantul semakin memprihatinkan. Sepanjang pantauan Tim Gudegnet siang ini (01/07), terdapat puluhan lokasi tambak udang yang menurut penduduk setempat ilegal. Informasi tersebut diperkuat oleh adanya pernyataan salah satu warga sekaligus tokoh yang peduli dengan lingkungan, Budiyanto.
Warga yang bermukim di Dusun Grogol VIII, Kretek, Bantul itu mengungkapkan, pada dasarnya pemerintah Kabupaten Bantul tidak mengeluarkan izin pembukaan tambak udang. "Namun pihak pemerintah memberi tenggat waktu hingga akhir Desember 2014 untuk ditutup, kenyataannya, para pengusaha itu malah membuka lahan tambak baru," sesalnya.
Jika diestimasi, sejauh ini, lanjut Budi, tidak kurang konversi gumuk pasir yang digunakan untuk tambak berkisar antara 4 - 5 hektar. "Para pengusaha nakal ini beralasan memanfaatkan lahan pasir yang tidak produktif," tukasnya.
Gumuk pasir merupakan sebuah fenomena alam agung yang terbentuk karena pergerakan angin. Angin-angin itu kemudian membawa pasir dari material vulkanis Gunung Merapi. Pasir ini selanjutnya terbang ke arah laut dan menyatu dengan air dan menjadi pasir halus. Proses ribuan tahun ini membuat pasir halus terbentuk menjadi bukit pasir yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan gumuk pasir.
Menurut data Badan Lingkungan Hidup Pemda DIY, gumuk pasir tersebut selain langka, juga hanya ada di Indonesia dan Mexico. Sand Dune ini ternyata memiliki 4 karakter yaitu, tipe bulan sabit, melintang, parabola, dan memanjang. Masing-masing karakter memiliki keunikan yang berbeda.
Agar kekayaan alam yang ada dikawasan ini tidak rusak, Budi mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk gerak bersama. "Tambak udang telah merusak eksistensi gumuk pasir beserta vegetasi didalamnya, masyarakat pun sebenarnya banyak yang menyesalkan sikap para pengusaha itu, ini harus dihentikan," terangnya.
Sejauh ini, sejumlah spot menjadi tidak indah lantaran kubangan besar dan luas ada dimana-mana. Hijauan yang ada disekitar Parang Kusumo, utara landasan gantole semua rusak, tambah Budi. Jika ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan keberadaan gumuk pasir akan terancam.
Dampak buruk lain juga menghantui hasil panen petani, tanaman menjadi rusak karena air laut yang terbawa angin dan mengenai daun. Polusi udara berupa rasa amis dan bau busuk pun semakin menyengat. Budi berharap ada upaya khusus agar gumuk pasir dapat diselamatkan, tidak dirusak seperti ini, Anda setuju?
Kirim Komentar