Gudeg.net- Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang seharusnya dimulai setelah Hari Raya Idufliftri terpaksa harus ditunda hingga dua minggu kedepan.
Keputusan tersebut diambil oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY bertujuan agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 setelah libur Lebaran.
“Kami putuskan untuk libur dulu sekitar dua minggu sambil melihat perkembangan penyebaran Covid-19 di Yogyakarta. Sekaligus memastikan siswa dalam keadaan baik dan sehat,” ujar Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya saat dihubungi Gudegnet, Selasa (18/5).
Penundaan ini juga diharapkan dapat memberi waktu jeda kepada siswa untuk istirahat dan dapat kembali sekolah dalam keadaan sehat dan tidak membawa kemungkinan penyebaran Covid-19.
Didik melihat adanya kemungkinan para siswa pergi berwisata pada saat libur Lebaran maupun ada acara bersilaturahmi dengan sanak keluarga di luar daerah.
“Kami ingin benar-benar meyakinkan para siswa dalam kondisi yang fit, tidak terdampak apapun dan jangan sampai PTM menjadi klaster penyebaran Covid-19 nantinya,” jelasnya.
Disdikpora juga akan memantau perkembangan kesehatan para siswa yang merupakan bagian dari PTM di sejumlah sekolah.
Bila ditemukan siswa dalam keadaan tidak sehat maka akan diberlakukan penerapan sistem pembelajaran jarak jauh atau PJJ.
“Selain PJJ, siswa yang kemungkinan tidak sehat dapat berisitirahat di rumah namun tetap mengikuti pelajaran secara daring,” tuturnya.
Penundaan PTM yang berlaku bagi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini juga akan dimanfaatkan untuk mengevaluasi PTM yang telah dimulai pada bulan April lalu.
Untuk diketahui, ada sembilan sekolah setingkat SMA dan SMK yang telah melaksanakan PTM sebelumnya. Sekolah tersebut adalah MAN 1 Pajangan Bantul, SMAN 1 Gamping Sleman, SMKN 1 Wonosari Gunungkidul, SMKN 1 Jogja, SMAN 1 Sentolo Kulonprogo, SMAN 2 Playen Gunungkidul, SMKN 1 Pengasih Kulonprogo, SMKN 1 Bantul, dan SMKN 1 Depok Sleman.
“Hingga saat ini hasil evaluasi menyatakan tidak ada kendala pada PTM tahap pertama kemarin. Itu dikarenakan sembilan sekolah percontohan telah menyiapkan protokol kesehatan dengan maksimal,” ungkap Didik.
Didik mengakui, sudah ada sejumlah sekolah yang ingin mengajukan utnuk mengikuti program PTM namun pihaknya masih harus melakukan verifikasi lanjutan terlebih dahulu.
“Kita akan cek dulu, apakah semuanya sudah siap dan apakah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sudah vaksin semua. Kalau belum semua berarti harus masuk dalam sekolah yang ditunda PTMnya,” tegasnya.
Kirim Komentar