Walikota Yogyakarta Herry Zudianto mengatakan, program padat karya yang memancing masyarakat untuk bekerja keras dinilai sebagai program yang lebih baik dari pada program pemerintah pusat Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Menurutnya, program yang baik adalah program yang mampu memberikan solusi terhadap masalah yang ada dalam masyarakat, dalam hal ini adalah masalah pengentasan kemiskinan.
"Kegiatan padat karya produktif itu lebih baik dari BLT. Keberadaan BLT tak memberikan solusi jitu untuk mengentaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan," kata Walikota di Danunegaran, Mantrijeron, kemarin (10/6).
Walikota menambahkan, program Padat Karya Produktif menjadikan orang merasa bahwa mereka menerima sesuatu bukan karena belas kasihan semata tetapi karena saya memeras keringat untuk mendapatkan sesuatu.
"Banyak yang bicara tentang kesejahteraan masyarakat. Menurut saya yang terpenting bagi masyarakat adalah jangan memberi mereka ikan, tapi beri mereka kail untuk bisa hidup produktif," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Pontjosiwi mengatakan, padat karya produktif (PKP) 2009 terdapat 21 paket kegiatan yang dilaksanakan di 21 kelurahan. PKP tahun ini melibatkan 184.000 orang penganggur, semi penganggur. Dimana 210 orang di antaranya akan dilatih berwirausaha untuk mengelola usaha ekonomi produktif (UEP). Seperti, ternak kambing, ternak unggas, budidaya pertanian sayuran, budidaya lele, perajin tempe, makanan kecil, bengkel sepeda motor dan pembuatan paving blok.
Pelaksanaan tahap pertama UEP dimulai 10 Juni sampai 28 Juli 2009 yang meliputi Kelurahan Mantrijeron, Tahunan, Prenggan, Brontokusuman, Notoprajan, Gedongkiwo dan Suryatmajan. Sementara tahap kedua UEP dilakukan 27 Juli sampai 11 September 2009 di Kelurahan Sorosutan, Warungboto, Keparakan, Panembahan, Bener, Suryodinigratan dan Bumijo. Untuk tahap terkahir dilaksanakan pada 14 September-5 November mendatang di Kelurahan Giwangan, Purbayan, Rejowinangun, Wirogunan, Ngampilan, Kricak dan Baciro yang dibiayai dari Dana Tugas Pembantuan PKP 2009 senilai Rp 3,4 miliar.
Menurutnya, program yang baik adalah program yang mampu memberikan solusi terhadap masalah yang ada dalam masyarakat, dalam hal ini adalah masalah pengentasan kemiskinan.
"Kegiatan padat karya produktif itu lebih baik dari BLT. Keberadaan BLT tak memberikan solusi jitu untuk mengentaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan," kata Walikota di Danunegaran, Mantrijeron, kemarin (10/6).
Walikota menambahkan, program Padat Karya Produktif menjadikan orang merasa bahwa mereka menerima sesuatu bukan karena belas kasihan semata tetapi karena saya memeras keringat untuk mendapatkan sesuatu.
"Banyak yang bicara tentang kesejahteraan masyarakat. Menurut saya yang terpenting bagi masyarakat adalah jangan memberi mereka ikan, tapi beri mereka kail untuk bisa hidup produktif," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Pontjosiwi mengatakan, padat karya produktif (PKP) 2009 terdapat 21 paket kegiatan yang dilaksanakan di 21 kelurahan. PKP tahun ini melibatkan 184.000 orang penganggur, semi penganggur. Dimana 210 orang di antaranya akan dilatih berwirausaha untuk mengelola usaha ekonomi produktif (UEP). Seperti, ternak kambing, ternak unggas, budidaya pertanian sayuran, budidaya lele, perajin tempe, makanan kecil, bengkel sepeda motor dan pembuatan paving blok.
Pelaksanaan tahap pertama UEP dimulai 10 Juni sampai 28 Juli 2009 yang meliputi Kelurahan Mantrijeron, Tahunan, Prenggan, Brontokusuman, Notoprajan, Gedongkiwo dan Suryatmajan. Sementara tahap kedua UEP dilakukan 27 Juli sampai 11 September 2009 di Kelurahan Sorosutan, Warungboto, Keparakan, Panembahan, Bener, Suryodinigratan dan Bumijo. Untuk tahap terkahir dilaksanakan pada 14 September-5 November mendatang di Kelurahan Giwangan, Purbayan, Rejowinangun, Wirogunan, Ngampilan, Kricak dan Baciro yang dibiayai dari Dana Tugas Pembantuan PKP 2009 senilai Rp 3,4 miliar.
Kirim Komentar