Seniman & Budayawan
Azwar AN
Perumahan Wirokerten Indah, Jl. Sawo No. 6 Banguntapan Yogyakarta INDONESIA

Ulasan
Laki-laki kelahiran kota Palembang, 6 Agustus 1937 ini dikenal sebagai seniman teater dan sineas serba bisa. Menapaki dunia teater mulai tahun 1954, saat usianya baru menginjak 17 tahun. Hingga tahun 1960, bersama denganteater Raden Intan, sebagai pemain dan sutradara, Azwar AN telah menelorkan karya drama "Pemetik Lada", "Ayahku Pulang", "Terima Kasih Pujaanku" yang sebagian digelar di Tanjung Karang, Lampung. Justru pengalaman awal inilah yang membuatnya melangkah semakin jauh ke dalam dunia seni peran dan teater.
Tahun 1960, Azwar memutuskan hijrah ke Yogyakarta, yang menjadi tempat bagi penyajian karya-karya berikutnya. Diawali dengan Drama Tuan Kondektur, Penggali Intan pada tahun 1986 bersama Teater Ikasdrafi, kemudian Mr. X, Jebakan maut, Pantomim, dan Lawan Catur bersama Teater Sriwijaya. Bersama Teater Antasari, terlahir "Alam Roh Kalimantan", Pangeran Antasari, Tuan Abdullah. Bersama Teater PWI Yogyakarta, Azwar juga mementaskan Badai Asmara, dan Nao Tungga Magek Jabang.
Hidup dari panggung ke panggung telah mematangkan Azwar bukan saja sebagai pemain watak, tetapi juga sebagai sutradara. Untuk memperdalam penyutradaraan, ia bergabung bersama Rendra dalam Bengkel Teater Rendra pada tahun 1969. Karya-karya bersama Bengkel Teater ini yang dipentaskan adalah Oedipus Rex, Hamlet, Machbet, Qasidah Al Barzanji, Modom-modom, Menunggu Godod, dan Dunia Azwar.
Tahun 1972, Azwar memutuskan lepas dari Bengkel Teater Rendra dan kemudian mendirikan Teater Alam. Dari kelompok seni ini, ia melahirkan banyak karya seni, seperti "Di Atas Langit Ada Langit", si Bakhil, Ketika Bumi Tak Beredar, dan lain-lain, yang kian menegaskan eksistensinya dalam seni teater. Bersama Teater Alam, ia sempat melawat ke Malaysia mewakili Indonesia dalam Kuala Lumpur Art Festival 2.
Dengan bekal segudang pengalaman teater, pada tahun 1974, Azwar memasuki dunia film. Karirnya terus menanjak dari aktor hingga menjadi asisten sutradara dalam film Koboi Cengeng, Ateng Kawin Lagi, Kaya Mendadak, Sarang Penyamun, Harta Karun, dan Kampus Biru. Mulai tahun 1977, Azwar berkesempatan menjadi sutradara dalam film Tiga Cewek Indian, Gara-gara Janda Kaya, Sisa Feodal, Gadis, dan Kejamnya Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu Kota. Selain itu, Azwar juga terjun ke dunia sinetron pada tahun 1984-1985 dalam sinetron Nyi Mas Mirah, Bunga Untuk Tantri, dan Kontak Tani.