Seniman & Budayawan
Ki Warno Waskito
Yogyakarta INDONESIA

Ulasan
Ki Warno Waskito adalah seorang pemahat dan perajin topeng klasik Yogyakarta. Pada masa kecil, ia dikenal dengan nama Walimin dan tidak mengenal pendidikan formal. Pada zaman kolonial, ia berprinsip "harus kerja untuk makan". Oleh karena itulah, Ki Warno pernah menjajal berbagai macam pekerjaan dari buruh tani, membuat wayang mainan dari kardus, berdagang, menjadi penari srandul, brambangan, sampai menjadi wayang orang, untuk menyambung hidup keseharian.
Perkenalannya dengan seni topeng bermula saat bekerja sebagai penari yang harus berurusan dengan sewa-menyewa busana dan topeng. Karena sewa dirasa mahal, yaitu 2 golden, maka Ki Warno mencoba membuat topeng sendiri. Usahanya ini berhasil. Pengetahuan tentang topeng secara khusus dipelajarinya ketika menjadi buruh di Museum Sonobudoyo yang mengoleksi berbagai jenis topeng. Salah satu topeng yang membuat Ki Warno terkesan adalah topeng Onder Tiwikromo yang terkenal pada masanya. Dari topeng-topeng Onder Tiwikromo tersebut Ki Warno mempelajarinya dengan cermat secara otodidak.
Tahun 1961, Ki Warno memutuskan untuk bekerja di sanggarnya sendiri dan menekuni topeng sebagai sumber penghidupannya. Karya-karyanya memang untuk dijual tetapi Ki Warno tidak mau terikat oleh selera pembelinya. Ia tetap menghendaki kebebasan dalam membuat topeng dengan ciri klasik Yogyakarta.
Sejauh ini, banyak orang yang telah belajar membuat topeng pada Ki Warno Waskito, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, seperti dari Perancis, Jepang, Belanda, Amerika, dan sebagainya. Oleh beberapa lembaga pendidikan seni, seperti SMKI dan IKIP, Ki Warno Waskito dijadikan pembimbing bagi para mahasiswa tentang dunia topeng. Atas keahliannya, Ki Warno pernah mendapat piagam penghargaan Anugerah Seni oleh Pemerintah Daerah pada tahun 1981.