Seniman & Budayawan
Soeharto Pr.
Perum Sidorejo, Gg Herjuno C-7, Kasihan Bantul INDONESIA
Ulasan
Dia pernah bekerja sebagai penjual asongan, bengkel dan PAM (Perusahaan Air Minum) pada tahun 1955-1956. Dia bekerja di bagian pengukur air, namun dia kemudian meminta untuk dipindahkan ke bagian gambar menggambar. Pada tahun 1957 Soeharto memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan memilih melanjutkan studi di ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia).
Dia menyelesaikan studinya pada tahun 1963 dan menjadi salah satu staf pengajar di SSRI (Sekolah Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta. Bersama kakaknya, Soenarto Pr., mereka mendirikan sanggar kesenian, khususnya lukis, yang diberi nama Sanggar Bambu (1959).
Di SSRI (yang sekarang SMSR) Soeharto pernah menduduki beberapa jabatan seperti Ketua Jurusan Seni Lukis, Humas dan Wakil Kepala Sekolah. Kesibukannya dalam mengajar ini tidak menghalanginya untuk terus berkarya. Berikut adalah karya-karya monumental yang pernah dikerjakannya: lukisan "Pantai Parangkusumo" (1991) yang dikoleksi oleh Kraton Yogyakarta, pembuatan relief tentang kegiatan pabrik gula di Madukismo, membuat miniatur Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini diletakkan di Pagelaran Kraton Yogyakarta, lukisan berjudul "Kampung" (1963) yang sekarang ada di Galeri Nasional dan masih banyak lagi karya-karya Soeharto yang lain.
Banyak orang yang berpendapat bahwa Soeharto adalah seorang naturalis realis. Karya-karya Soeharto banyak terpengaruh oleh tokoh-tokoh seperti Soenarto Pr., Soedarso yang diakuinya sebagai guru, Soejoyono, dan Rembrant. Soeharto meraih penghargaan dari ASRI/ISI pada Dies Natalis Institut Seni Indonesia XII karena karyanya yang berkualitas.