Gudeg.net - Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Taufiq Ilham Maulana, S.T., M.Eng, menerbitkan jurnal untuk perbaikan infrastruktur dengan menggunakan sodium silikat atau yang juga dikenal sebagai waterglass.
“Karena banyak struktur yang dibangun di Indonesia menggunakan beton dan seringkali membangun kembali sebuah bangunan dari awal akan memakan biaya yang besar. Untuk itu perbaikan dapat menjadi solusi yang dapat diterapkan,” ungkapnya (6/12).
Paper yang ditulis oleh Taufiq tersebut dipresentasikan dalam The 2nd International Symposium on Civil and Environmental Engineering (ISCEE) di Malaysia pada 2 dan 3 Desember lalu.
Dosen Teknik Sipil (TS) ini melakukan penelitian bersama seorang mahasiswa TS, Dimas Irfani. Perbaikan bangunan yang rusak dengan waterglass dapat meningkatkkan ketahanan dari struktur tersebut.
“Sodium silikat berfungsi untuk mengurangi porositas dengan lebih merekatkan material di dalam struktur, juga dapat membuat struktur tersebut lebih tahan air,” ujarnya lagi.
Penelitian tersebut melakukan sebuah percobaan awal sebagai demonstrasi untuk pembuktian terhadap peningkatan kualitas dari struktur yang diperbaiki menggunakan campuran sodium silikat.
Percobaan tersebut dilakukan dengan mengaplikasikan campuran sodium silikat dan semen dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan 3;4 pada struktur berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm yang rusak.
Sebagai ilustrasi misalkan struktur tersebut sebelum rusak memiliki kekuatan untuk menahan daya sebanyak 30 megapascal, kemudian struktur rusak tersebut kita perbaiki dengan mengaplikasikan campuran sodium silikat dan semen.
Setelah masa tunggu 28 hari dilakukan pengetesan terhadap ketahanannya dan setelah benda uji dirusak dan diperbaiki, diketahui bahwa sodium silikat dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 72 persen dari kekuatan awal 30 Mpa.
Penelitian ini merupakan pendahuluan dan akan dikembangkan ke depannya. “Penelitian ini baru tahap awal, saya berharap ini dapat diterapkan secara full scale ke bangunan yang berfungsi secara penuh misal pada perbaikan gedung,” paparnya lebih lanjut.
Paper ini juga berhasil meraih Best Paper Award untuk International Conference on Sustainable Construction and Structures (ISuCOS) 2018.
Kirim Komentar