Seni & Budaya

Lampah Tolak Bala, Ritual Kejawen Tolak Virus Corona

Oleh : Rahman / Kamis, 19 Maret 2020 18:07
Lampah Tolak Bala, Ritual Kejawen Tolak Virus Corona
Peserta ritual Lampah Tolak Bala melakukan larungan kembang setaman pada saat menggelar Lampah Tolak Bala di Kali Opak Prambanan Yogyakarta, Kamis (19/3)Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Sejumlah orang mengenakan pakaian adat Jawa berjalan menyelusuri Jembatan Kali Opak saat menggelar ritual adat Lampah Tolak Bala.

Ritual Lampah Tolak Bala ini bertujuan untuk memohon pada Yang Maha Kuasa agar Indonesia terhindar dari wabah penyakit corona yang saat ini sedang berkembang.

Terdiri dari satu orang wanita dan enam pria, mereka tergabung dalam Lembaga Olah Kajian Nusantara (Lokantara) dan Paguyuban Seniman Srandul Ngestiroso Klaten.

Dengan membawa kembang setaman, dupa dan kemenyan tidak hentinya mereka melantunkan tembang Jawa berjudul Kidung Warawedha dan mantra.

Salah satu pelaku ritual Nyimas Tumenggung Sutinah Puspaningtyas mengatakan, kidung ini sengaja dibawakan karena dipercaya dapat melancarkan tujuan ritual.

“Kidung Waraedha diyakini memiliki daya magis untuk menangkal segala sesuatu yang bersifat bahaya, seperti virus corona,” ujar Nyimas Tumenggung Sutinah Puspaningtyas seusai ritual, Kamis (19/3).

Sutinah menjelaskan, dengan ritual adat Kejawen ini diharapkan dapat menjauhkan bangsa Indonesia dari mara bahaya. Ini juga merupakan sumbangsih pengiat seni Kejawen dalam meredam penyebaran virus corona.

“Dengan tradisi dari leluhur ini, kami minta restu pada Yang Maha Kuasa agar seluruh wabah corona diangkat dan dibuang jauh. Itulah kenapa ada larungan kembang juga di Kali Opak ini,” jelasnya.

Mendekati bibir Kali Opak, para penggiat seni Kejawen ini kembali membawakan satu tembang kembali yaitu Kidung Dhandhang Gulo. Kidung ini dinyanyikan pada saat melarung kembang setaman yang telah didoakan.

“Kembang setaman merupakan simbol Pitulungan atau pertolongan bagi orang Jawa. Ditujukan kepada Yang Maha Kuasa agar dapat menolong kita semua,” kata Sutinah.

Sementara itu pelantun kidung Dhandhang Gulo Wartono mengungkapkan, kidung ini bertujuan sebagai sarat untuk menyingkirkan semua bahaya yang ada.

“Kidung dibawakan bersamaan dengan dilarungnya kembang setaman ke sungai, agar kita semua selamat dari musibah, atau pun wabah penyakit corona ini,” ungkapnya.

Menurut Wartono, ritual Lampah Tolak Bala juga pernah digelar pada saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010 dan berhasil.

“Pernah saat Merapi meletus dan kami lakukan ritual ini untuk meminta Yang Maha Kuasa agar tidak terlalu meluas dampaknya. Untuk itu dengan ritual ini kami juga berharap virus corona akan menjauh dari Indonesia,” tuturnya.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GERONIMO 106,1 FM

    GERONIMO 106,1 FM

    Geronimo 106,1 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini