Gudeg.net - Museum Sonobudoyo Yogyakarta menggelar pameran perak bertajuk Rajata pada 4-24 Agustus 2020. Pameran ini dapat dikunjungi secara langsung, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Seperti diketahui, Yogyakarta lekat dengan perak, khususnya karena keberadaan Kotagede sebagai sentra kerajinan perak, yang diperkirakan sudah muncul sejak periode Kerajaan Mataram Islam.
Rata-rata koleksi perak yang dipamerkan dalam “Rajata” diproduksi di Kotagede pada awal abad 20. Namun ada juga koleksi yang lebih baru, yakni produksi tahun 1970 hingga 1990-an. "Rajata" sendiri merupakan sebutan perak dalam bahasa Sanskerta.
“Jumlahnya sekitar 75, baik piece maupun set,” kata Ayu Dipta Kirana, kurator pameran Rajata kepada Gudegnet, Rabu (5/8) siang.
Koleksi perak yang dipamerkan berasal dari kegiatan pengadaan yang dilakukan tahun 2019 dan koleksi museum Sonobudoyo yang secara keseluruhan berjumlah sekitar 300.
Perempuan yang akrab disapa Karin tersebut menambahkan, kriteria perak yang ditampilkan dalam pameran meliputi segi usia, nilai kesejarahan, dan estetis.
Ia mencontohkan salah satu masterpiece dalam pameran ini, yakni perak buatan pengrajin Kotagede yang diberikan pada tahun 1935, sebagai ucapan selamat atas berdirinya museum Sonobudoyo. “Dia punya motif-motif khas Kotagede pada awal abad 20,” kata Karin.
Perak yang dipamerkan dalam Rajata antara lain ada perhiasan, perlengkapan jamuan makan, jamuan minum teh, peralatan untuk bekerja seperti pengering tinta, peralatan untuk upacara tradisional.
Dalam pameran ini museum beralamat Jalan Pangurakan No.6, Gondomanan, Yogyakarta tersebut juga melibatkan perajin dari Kotagede, yakni Salim Silver. Pengunjung dapat membeli perak dari toko tersebut, yang dijual seharga Rp 175.000 hingga Rp 2 juta.
Salim SIlver sendiri merupakan sebuah bisnis keluarga yang telah beralngsung sejak awal industri perak Kotagede tumbuh pada 1900-an.
Pengunjung pameran diwajibkan menggunakan masker. Sebelum memasuki museum, pengunjung dipersilakan mencuci tangan dan menerapkan jaga jarak. Jumlah pengunjung dalam satu kunjungan dibatasi maksimal 25 orang.
“Ada cara-cara baru yang diterapkan dalam pameran ini, semoga sebagai suatu reflektif bahwa kita juga harus beradaptasi terhadap perubahan,” kata Karin. Pameran ini buka setiap hari, pukul 09.00-21.00.
Kirim Komentar