Gudeg.net- Selain memakai masker dan menjaga jarak, mencuci tangan juga merupakan bagian terpenting untuk mencegah penyebaran virus corona di masyarakat.
Sarana untuk mencuci tangan dapat berupa bak air berupa gentong tembikar maupun ember atau dengan menggunakan wastafel injak portabel
Di Kabupaten Sleman, tepatnnya di Dusun Paten, Desa Tridadi terdapat sejumlah warga yang memanfaatkan peluang bisnis pembuatan wastafel portabel yang cukup diminati kalangan masyarakat.
Wastafel Portabel Dusun Paten, itulah nama dari tempat usaha yang memproduksi wastafel cuci tangan portabel dengan sistem injak.
Pemilik usaha Wastafel Portabel Paten Agus Cholik mengatakan, usahanya berawal keprihatinannya atas situasi pandemi Covid-19.
“Saya melihat Covid-19 semakin banyak kasusnya di DIY, dan dengan mencuci tangan dapat mencegahnya. Karena itu saya berinisiatif membuat wastafel ini,” ujar Agus Cholik saat di temui di lokasi produksi di Dusun Paten, Sleman, Yogyakarta, Rabu (2/9).
Diawali dengan membuat purwarupa menggunakan bahan seng dan sistem pemutar kran namun hal itu cukup riskan menularkan virus dari sentuhan tangan.
Menurut Agus, karena dinilai masih rentan penularan virus maka sistem kran dirubah dengan sistem ijak atau pedal kaki yang lebih aman.
“Dengan kran masih rawan penularan, karena pakai tangan lalu saya berinovasi mencari cara lain dan ketemulah sistem injak untuk membuka dan menutup kran air maupun sabun. Dan cukup efisien dalam penggunaannya,” tuturnya.
Sejak itu mulailah dirinya mengajak sekitar 15 pemuda Dusun Paten yang terkena PHK dampak dari pandemi membuat kembali satu purwarupa wastafel injak/pedal dengan menggunakan bahan stainless.
Purwarupa dinilai cukup baik hasilnya, mulailah diproduksi dalam jumlah banyak dan dipasarkan di media sosial seperti facebook dan instagram.
“Saya langsung buat lima wastafel injak ini, dan saya tawarkan melalui media sosial. Alhamdulillah respon masyarakat cukup bagus, ada pribadi hingga instansi pendidikan di DIY,” jelasnya.
Sejak saat itu, usaha yang dirintis pada awal pandemi Covid-19 menyebar di Yogyakarta ini kebanjiran pesanan. “Pesanan cukup banyak pada awal pandemi, dari instansi pendidikan dan ada juga perkantoran,” ungkapnya.
Sistem kerja wastafel injak portabel dibilang cukup mudah, hanya tinggal menginjak pedal di bagian bawah secara bergantian maka akan keluar cairan sabun dan air secara otomatis sesuai kebutuhan.
Untuk jenis wastafel dibedakan menjadi tiga yaitu menggunakan tutup bagian bawah bahan plastik, seluruhnya stainless dan modifikasi atau kustom.
Wastafel kustom biasanya dipesan untuk event atau kegiatan yang bersifat priibadi seperti pernikahan dengan gambar mempelainya atau event-event lainnya.
“Hingga saat ini, kami sudah memproduksi sekitar 1.500 wastafel. Pemesan ada dari UGM, UNS dan yang sedang dikerjakan ini pesanan dari UMY 40 buah,” ungkapnya.
Tempat usaha yang beromzet jutaan rupiah ini membanderol satu buah wastafel injak portabel berkisar antara Rp.750.000-Rp.850.000 namun dapat lebih bila pemesan menginginkan model yang berbeda harganya akan menyesuaikan.
Selain pasar lokal DIY, tempau usaha ini juga mulai merambah pangsa pasar luar daerah seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan lainnya.
Kirim Komentar