Hujan Gagalkan Pertarungan PSS Sleman vs Persebaya Surabaya
PERTANDINGAN PSS Sleman VERSUS PERSEBAYA Surabaya DITUNDAKompetisi Divisi Utama Liga Bank Mandiri 2003/2004 di Stadiun Tridadi Sleman antara kedua kesebelasan tersebut dinyatakan oleh Pengawas Pertandingan, Marno, Minggu (25/1) sore gagal atau kedua tim tidak akan bertandingan pada sore itu. Penundaan tersebut diawali oleh kapten kedua tim Deca de Santos (PSS) dan Bejo Sugiantoro (Persebaya) didampingi oleh para manajer, pelatih, wasit Yandri, Panitian Pelaksana (Panpel) serta pengawas pertandingan.
Kedua tim melakukan uji pantul bola di lapangan untuk mengetahui apakah pertandingan dapat dilanjutkan melihat kondisi lapangan di beberapa sudut sangat becek. Setelah bola coba dipantulkan gagal selama 3 kali, menurut peraturan PSSI maka pertandingan mau tidak mau harus dihentikan atau ditunda sembari menunggu keputusan PSSI Pusat. Kompromi dilakukan oleh kedua tim dan mereka setuju untuk melakukan penundaan pertandingan karena faktor lapangan kurang mendukung. Jika pertandingan tetap dilanjutkan maka pertandingan tidak akan optimal apalagi kondisi hari sudah sore dan Stadiun Tridadi tidak dilengkapi dengan lampu penerangan untuk lapangan.
"Pembatalan pertandingan hari ini sudah dilaporkan ke Pusat dan untuk jadwal yang baru antara PSS vs Persebaya menunggu Jakarta," tukas Marno. Pelatih PSS Sleman, Daniel J Roekito mengungkapkan bahwa kedua belah pihak sama-sama diuntungkan dengan penundaan pertadingan hari ini. "Tiap tim bisa lebih concern untuk menghadapi pertandingan Rabu (28/1) mendatang. Sehingga kondisi fisik bisa dipersiapkan lebih matang sambil menunggu anak-anak yang masih cedera," tukasnya kepada wartawan di stadiun. Rabu mendatang, PSS Sleman akan melakukan pertandingan tandang melawan Deltras Sidoarjo.
Ketua Panpel PSS, Joko Handoyo SH mengemukakan bahwa pertandingan tunda tersebut, panitia akan membebaskan biaya masuk atau tanpa karcis. "Tiketnya sendiri yang terjual diperkirakan mencapai Rp 40-45 juta," ungkapnya. Joko beharap para penonton dapat memaklumi kondisi seperti ini karena faktor alam, baik dari Bonekmania (Surabaya) maupun Slemania. Menyinggung mengenai keberadaan Bonekmania, AKP Jawari Waka Polres Sleman menambahkan bahwa pihaknya siap membantu rekan-rekan dari Jawa Timur (Jatim) dengan berbagai upaya. "Seperti tadi malam kita bantu dengan transportasi dari stasiun ke sini (stadiun-red). Lha nantinya juga kita usahakan para suporter Persebaya dalam kembalinya ke Surabaya atau mau gimana kita tetap ingin membantu sebatas kemampuan kami," tegasnya.
Jawari berkeinginan untuk para Bonekmania kembali ke daerah asal. "Tapi itu haknya mereka untuk tetap tinggal atau langsung pulang," tuturnya. Bantuan lain yang telah disiapkan diantaranya berupa kendaraan angkut dari stadiun ke stasiun hingga pengamanan di tiap perempatan. "Di setiap perempatan-perempatan kita bantu, bukan untuk menjaga kerawanan tapi untuk memperlacnar arus lalu lintas dan masyarakat pengguna jalan yang lain tidak merasa terganggu," terangnya.
Dalam penundaan petandingan tersebut sempat muncul kerusuhan dari beberapa Slemania yang berkeinginan untuk tetap melakukan pertandingan walau hanya berjalan beberapa menit. "Iki kanggo tombo gelo mas raketan pirang menit wae lah cah-cah wis seneng kok," tukas Daru salah satu slemania yang ditemui GudegNet. Beberapa sesepuh Slemania pun turun lapangan untuk mendesak panitia namun hasilnya tetap sama bahwa pertandingan tetap ditunda. Puluhan Slemania juga melakukan `pengeringan lapangan` dengan segala upaya agar pertandingan dapat segera dimulai. Perkembangan informasi terakhir bahwa Bonekmania akan diantar ke stasiun yang terletak di Klaten mengingat kejadian rusuh yang terjadi pada Sabtu (24) malam di Stasiun Tugu maupun Stasiun Lempuyangan.
Kirim Komentar