The Concert of Freedom, Berlangsung Meriah Meski Sempat Bentrok
Lebih dari 10 ribu penonton yang memadati areal Stadion Mandala Krida Yogyakarta malam tadi menjadi saksi keperkasaan Helloween. Band speed metal "gaek" asal Jerman tersebut membuktikan ketangguhannya lewat tembang-tembang hits-nya yang sempat menguasai panggung musik cadas dunia pada dekade 80 hingga 90 an awal. Yang lebih menarik lagi, nyaris di setiap lagu yang dimainkan Helloween selalu dapat diikuti penonton yang rata-rata masih balita manakala grup yang sudah menelurkan lebih dari sepuluh album ini dibentuk pada tahun 1985.
Acara yang bertajuk "The Concert of Freedom" itu sendiri baru dimulai pada pukul 20.00 WIB, atau molor sekitar setengah jam dari jadwal. Jamrud, band rock papan atas Indonesia, mendapat kesempatan untuk membuka event yang di sponsori PT Gudang Garam dan dipromotori oleh Log Zhelebour ini. Penampilan Jamrud malam tadi patut diacungi jempol karena meski tak menjadi bintang utama, nyalinya untuk terus mempertunjukkan kepiawaiannya dalam menghibur penonton yang sebagian besar lebih menantikan Helloween ini mendapat respons yang cukup meriah. Lagu-lagu berirama cepat seperti Ayam, Putri, Anjing hingga Berakit-rakit ke Hulu dibawakan Jamrud secara lugas. Malah, band asal kota Cimahi ini juga menyisipkan satu aransemen baru bernuansa hip-hop untuk lagu Kabari Aku yang biasa dibawakan dalam versi akustik. Kesempatan grup band yang digawangi oleh Azis Ms (gitar), Ricky Teddy (bass), Herman (drum) dan Krisyanto (vokal) ini pun berakhir pukul 20.30 WIB. Lepas Jamrud, panggung pun ditata ulang kembali oleh kru Helloween yang khusus didatangkan dari Jerman.
Tak tanggung-tanggung, persiapan ini memakan waktu sekitar satu jam hingga akhirnya tepat pukul 21.30 WIB Andreas Deris (vokal), Michael Welkath (gitar), Markus Groskopf (bas), Sascha Gerstner (gitar), Stefan Scwartsmann (drum) dan Jorn Ellerbrock (kibor) memasuki panggung.
Penonton yang sudah lebih dari dua jam pertunjukan menantikan kehadiran Helloween pun serentak menyambut mereka dengan gegap gempita bahkan tak jarang di antara mereka yang melambaikan bendera serta spanduk bertajuk Helloween di sana-sini. Lagu hits seperti Hey Lord, Ride The Sky, Forever in One dan Future World pun digeber Helloween dengan penuh tenaga meski para pemainnya rata-rata berusia di atas 35 tahun. Tata cahaya serta sound system yang brilian membuat Helloween semakin dapat tampil optimal menghibur penonton.
Melihat penampilan Helloween semalam sebenarnya tak ubahnya seperti kita menonton pertunjukan grup-grup musik angkatan 1980 - an lainnya. Lihat saja, dalam menarik suara, Andreas Denis lebih banyak memperdengarkan lengkingan suara dalam nada-nada tinggi. Gaya panggungnya pun seperti rockstar 80-an kebanyakan, celana kulit, rambut panjang serta baju agak sedikit kedodoran. Para punggawa gitar pun tak jauh berbeda. Pilihan nada dan kunci mayor serta kecepatan jari dalam memijit dan memetik gitar menjadi menu utama dalam sajian musik tadi malam. Belum lagi penggunaan double-pedal pada drum terutama saat refrein lagu dinyanyikan membuat nuansa rock 1980-an begitu kental terasa. Akan tetapi meski demikian, para penonton yang datang tak hanya dari Yogyakarta tersebut tetap dapat menikmati sekaligus menunjukkan apresiasi yang sangat bagus.
Yang juga patut diacungi jempol adalah kemampuan komunikasi terutama dari Sang Vokalis. Meski menggunakan Bahasa Inggris, akan tetapi jalinan komunikasi antara grup band dengan penonton tetap terjaga begitu rapi sejak awal hingga akhir pertunjukan.
Beberapa kali Andreas Deris memberikan kesempatan kepada penonton untuk turut bernyanyi. Malah pada saat akhir pertunjukan menjelang encore, ia mengadakan game kecil-kecilan yang melibatkan hampir semua penonton yang ada. Belum lagi aksi jam session yang dilakukan oleh dua guitar players, Sacha Gerstner dan Michael Welkath. Keduanya mengingatkan pada masa keemasan gitar sebagai instrumen yang begitu mendominasi nyaris keseluruhan lagu pada tahun 1980-an. Diselingi dengan lelucon-lelucon yang berhasil ditimbulkan, keduanya pada akhirnya menggiring penonton untuk benar-benar menikmati masa akhir konser.
Konser itu sendiri berakhir pukul 23.10 WIB ditandai dengan peluncuran kembang api yang dipasang di belakang panggung. Secara keseluruhan konser ini berjalan lancar meski dikabarkan sempat terjadi bentrokan antara pihak aparat dengan massa yang tidak berhasil masuk ke dalam stadion tanpa menggunakan karcis. Harga tiket yang dianggap terlalu mahal (Rp 25.000,00) menjadi pemicu utama bentrokan tersebut. Tercatat beberapa korban tampak tergeletak di posko Palang Merah Indonesia yang malam itu menurunkan 25 personel. Bentrokan akhirnya dapat teratasi dengan pembukaan pintu stadion pada beberapa menit setelah Helloween naik panggung.
Kirim Komentar