Renovasi Taman Sari Untuk Memperpanjang Umur
PROGRAM RENOVASI SALAH SATU SITUS BUDAYA KOTA YOGYAKARTA, TAMANSARI akhirnya terlaksana juga. Setelah selama kurang lebih dua tahun lebih diperjuangkan ke World Monument Watch (WMW) untuk menjadi satu dari 100 situs budaya di dunia yang paling terancam, mulai Desember tahun lalu, taman yang dibangun pada 1758 oleh Sri Sultan HB I sebagai tempat rekerasi bagi keluarga kraton mulai direnovasi dan direaktivitasi, khususnya di kawasan Umbulwinangun.
Dijelaskan Laretna T. Adishakti, dari Jogja Heritage Society (JHS) yang menjadi salah satu fasilitator dalam program tersebut ketika ditemui GudegNet mengatakan bahwa pemugaran yang dilakukan bertujuan untuk memperpanjang umur Taman Sari, yang berada di sebelah barat kraton Yogyakarta, agar tidak semakin rusak karena faktor alam maupun manusia yang selama ini menggerogotinya.
Bukan berarti pemugaran tersebut akan merubah wajah Taman Sari dengan berbagai aksesoris barunya, karena yang renovasi yang dilakukan hanyalah berupa pengelupasan dan pelapisan kembali bangunan-bangunan yang ada, penanaman kembali tanaman-tanaman baru seperti dahulu kala serta penambahan lighting dan drainase untuk pembuangan limbah air dari kolam-kolamnya. Sementara puing-puing yang ada tetap dipertahankan namun dengan stabilisasi yang kuat.
Pemugaran seluas 10% dari keseluruhan situs budaya yang dimulai dari loket pintu masuk di depan hingga gapura Agung serta 3 kolam di bagian depan tersebut merupakan kerjasama berbagai pihak yang mendukung adanya pelestarian Taman Sari sebagai situs bersejarah di dunia. Seperti yang sudah dijelaskan di depan bahwa Taman Sari yang ditetapkan sebagai "1 of 100 Most Endangered Site 2004" oleh World Monument Fund (WMF), karena alasan tersebut beberapa pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri dengan rela hati mengucurkan dana untuk melakukan pemugaran-pemugaran.
"Jogja Heritage Society (JHS) yang bekerja sama dengan beberapa pihak akhirnya mendapatkan dana untuk merenovasi Taman sari. Diantaranya Pemerintah Propinsi DIY sebesar 900 juta rupiah, Portugal yang memberikan dana 1,6 milyar rupiah. Ditambah dari Savannah-Amerika Serikat yang juga bermitra dengan kami," jelas ketua JHS tersebut yang ditemui GudegNet beberapa waktu lalu di Griya KR, Jl Mangkubumi 42 Yogyakarta.
Pemugaran yang diperkirakan selesai Agustus tahun ini diharapkan nantinya dapat mengikutsertakan masyarakat untuk berperan serta dalam pengelolaannya. Namun peran serta masyarakat hanya terbatas pada kegiatan ke depannya, seperti pengadaan kegiatan-kegiatan seni, pariwisata dan lainnya yang menggunakan Taman Sari tersebut. Sampai pada tingkat tertentu, masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar Taman Sari, belum secara aktif sungguh-sungguh terlibat, baik secara vertikal maupun horisontal.
Kirim Komentar