Setelah penetapan batik tulis Indonesia sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober lalu, sekitar 350 motif batik Jogja kemudian dipatenkan.
Hal tersebut dinyatakan oleh Ketua Dekranas Kota Yogyakarta, Dyah
Suminar, pada pelatihan batik yang digelar oleh Dekranas Kota Yogyakarta di Griya UMKM, Selasa (23/2).
Dyah menyatakan, setelah pengakuan batik oleh UNESCO, batik kemudia semakin dikenal luas di kalangan masyarakat internasional. Untuk itu, pengetahuan tentang batik harus diberikan kepada masyarakat untuk agar mereka turut melestarikannya.
"Pelatihan membatik ini adalah salah satu upaya untuk memberikan edukasi tentang batik bagi masyarakat Yogyakarta dan masyarakat umum," katanya di sela-sela pelatihan membatik di Griya UMKM, Selasa (23/2).
Dyah menambahkan, bersamaan dengan pengakuan UNESCO, pemerintah juga melakukanberbagai himbauan untuk mencintai produk Indonesia, termasuk batik sebagai pakaian formal pengganti semi jas yang biasa dipakai dalam acararesmi.
"Karenanya batik semakin digemari, batik digunakan oleh siapa saja, batik semakin dikembangkan dengan berbagai inovasi dan dinamis," tandasnya.
Menurutnya, sudah semestinya sebagai warga Jogja untuk lebih memahami batik. Karena batik adalah salah satu produk unggulan kerajinan Jogja bagian dari daya tarik wisata.
Batik yang dikenal sebagai warisan budaya nusantara ini semakin perlu untuk dikembangkan dan diupayakan agar benar-benar menjadi milik Indonesia. Batik terus dikembangkan agar terus sesuai dengan permintaan pasar serta memahami akan makna yang demikian luas tentang batik. "Maka tak ada kata selesai untuk mempelajari dan mengembangkan batik, agar "batik" menjadi bagian dari kehidupan kita orang Indonesia," imbuhnya.
Hari ini, Selasa (23/2), Dekranas kota Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan Batik untuk 30 warga. Pelatihan yang berlangsung di Griya UMKM jalan Tamansiswa selama tiga hari tersebut dibuka oleh Ketua Dekranas Kota Yogyakarta, Dyah Suminar.
Hal tersebut dinyatakan oleh Ketua Dekranas Kota Yogyakarta, Dyah
Suminar, pada pelatihan batik yang digelar oleh Dekranas Kota Yogyakarta di Griya UMKM, Selasa (23/2).
Dyah menyatakan, setelah pengakuan batik oleh UNESCO, batik kemudia semakin dikenal luas di kalangan masyarakat internasional. Untuk itu, pengetahuan tentang batik harus diberikan kepada masyarakat untuk agar mereka turut melestarikannya.
"Pelatihan membatik ini adalah salah satu upaya untuk memberikan edukasi tentang batik bagi masyarakat Yogyakarta dan masyarakat umum," katanya di sela-sela pelatihan membatik di Griya UMKM, Selasa (23/2).
Dyah menambahkan, bersamaan dengan pengakuan UNESCO, pemerintah juga melakukanberbagai himbauan untuk mencintai produk Indonesia, termasuk batik sebagai pakaian formal pengganti semi jas yang biasa dipakai dalam acararesmi.
"Karenanya batik semakin digemari, batik digunakan oleh siapa saja, batik semakin dikembangkan dengan berbagai inovasi dan dinamis," tandasnya.
Menurutnya, sudah semestinya sebagai warga Jogja untuk lebih memahami batik. Karena batik adalah salah satu produk unggulan kerajinan Jogja bagian dari daya tarik wisata.
Batik yang dikenal sebagai warisan budaya nusantara ini semakin perlu untuk dikembangkan dan diupayakan agar benar-benar menjadi milik Indonesia. Batik terus dikembangkan agar terus sesuai dengan permintaan pasar serta memahami akan makna yang demikian luas tentang batik. "Maka tak ada kata selesai untuk mempelajari dan mengembangkan batik, agar "batik" menjadi bagian dari kehidupan kita orang Indonesia," imbuhnya.
Hari ini, Selasa (23/2), Dekranas kota Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan Batik untuk 30 warga. Pelatihan yang berlangsung di Griya UMKM jalan Tamansiswa selama tiga hari tersebut dibuka oleh Ketua Dekranas Kota Yogyakarta, Dyah Suminar.
Kirim Komentar