Masyarakat Jawa sangat dikenal dengan filosofinya. Hampir setiap tindakan dan perilaku mereka bisa dipastikan mengandung makna filosofis yang sangat luhur bagi kemanusiaan.
Untuk memunculkan makna filosofis salah satu karya budaya Jawa yakni batik, Batik Vajra Java akan menggelar pameran batik pada 1-14 Juni 2010 mendatang di Phoenix Hotel Yogyakarta.
Perancang batik Vajra Java yang juga pemegang hak paten Batik Borobudur, Guntur Purnomo Adi menyatakan, Vajra Java adalah ilmu pengetahuan dari Jawa. Hal tersebut menurutnya sangat identik dengan Candi Borobudur yang terletak di pulau Jawa.
"Candi borobudur berisi ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia atau Bodhicita, yang terbagi menjadi tiga tingkatan yakni kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu," katanya di Vino Bar, Phoenix Hotel Yogyakarta, Selasa (1/6).
Dari filosofi tersebut, Guntur mencoba untuk meresapi dan mewujudkan maknanya dalam bentuk dua dimensi yang tertuang dalam motif-motif batik. Dari batik tersebut, nantinya agar bisa diperoleh informasi tentang maksud dan penciptaannya.
"Harapan kami membuat batik adalah mampu menyampaikan dasar filosofi-filosofi yang akan kita sampaikan," jelas Guntur yang sempat menjadi Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko tersebut.
Bagi Guntur, proses menciptakan batik dekat dengan kebersamaan. "Ada langkah penciptaan motif dan warna, kemudian dilanjutkan dengan pelaku yang lain yaitu tukang coret, putihan, celup atau pewarnaan, colet, lorot, dan jahit," paparnya.
Dari pameran tersebut, Guntur berharap agar masyarakat mengetahui proses menciptakan selembar kain batik agar mampu lebih mencintai budaya asli Indonesia.
Untuk memunculkan makna filosofis salah satu karya budaya Jawa yakni batik, Batik Vajra Java akan menggelar pameran batik pada 1-14 Juni 2010 mendatang di Phoenix Hotel Yogyakarta.
Perancang batik Vajra Java yang juga pemegang hak paten Batik Borobudur, Guntur Purnomo Adi menyatakan, Vajra Java adalah ilmu pengetahuan dari Jawa. Hal tersebut menurutnya sangat identik dengan Candi Borobudur yang terletak di pulau Jawa.
"Candi borobudur berisi ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia atau Bodhicita, yang terbagi menjadi tiga tingkatan yakni kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu," katanya di Vino Bar, Phoenix Hotel Yogyakarta, Selasa (1/6).
Dari filosofi tersebut, Guntur mencoba untuk meresapi dan mewujudkan maknanya dalam bentuk dua dimensi yang tertuang dalam motif-motif batik. Dari batik tersebut, nantinya agar bisa diperoleh informasi tentang maksud dan penciptaannya.
"Harapan kami membuat batik adalah mampu menyampaikan dasar filosofi-filosofi yang akan kita sampaikan," jelas Guntur yang sempat menjadi Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko tersebut.
Bagi Guntur, proses menciptakan batik dekat dengan kebersamaan. "Ada langkah penciptaan motif dan warna, kemudian dilanjutkan dengan pelaku yang lain yaitu tukang coret, putihan, celup atau pewarnaan, colet, lorot, dan jahit," paparnya.
Dari pameran tersebut, Guntur berharap agar masyarakat mengetahui proses menciptakan selembar kain batik agar mampu lebih mencintai budaya asli Indonesia.
Kirim Komentar