Perluasan lahan kelapa sawit mengancam keberadaan beberapa hewan yang dilindungi seperti orangutan (pongo pygmaeus), bekantan (nasalis larvatus), owa (Hylobates sp) dan beruang madu (helarctos malayanus) di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di provinsi Kalimantan Tengah.
Menurut Oktavi Andaresta, juru bicara Orangufriends, salah satu kelompok pendukung konservasi, eksistensi taman nasional terancam lantaran perusahan perkebunan dari Singapura memperluas bisnis di areal yang bersebelahan dengan TNTP. "Ekowisata seperti ini bisa menjadi sistem perlindungan satwa liar dan habitatnya yang efektif," katanya. "Namun dapat juga terancam karena urusan bisnis."
Dalam aksi protes Sabtu (23/3) di Depan Gedung Agung, Malioboro, Yogyakarta, ia mengatakan eksistensi satwa liar dapat terlindungi dengan baik, serta masyarakat yang ada disekitar lokasi kemudian memiliki mata pencaharian. "Ada yang membuka penginapan, restoran, sewa perahu serta pemandu wisata," katanya. "Namun rencana ekspansi Bumitama (PT Bumitama Sawit Lestari) membahayakan keduanya."
Ia mengatakan setidaknya 6000 ekor orangutan mendiami wilayah TNTP dan lokasi lain yang akan dibabat habis menjadi perkebunan kelapa sawit oleh perusahaan itu. Menurut Oktavi, korban orangutan dipastikan terus meningkat dan hal ini harus dicegah.
Untuk menunjukkan keprihatinan dan penolakan, anggota komunitas mengenakan kostum layaknya orangutan. Selain di Yogyakarta, aksi protes itu juga dilakukan di kota-kota lain.
Kirim Komentar