Masyarakat yang berdiam dikawasan Kabupaten Sleman sebagian penduduknya berprofesi sebagai petani. Tegal yang dimiliki oleh warga tersebut digunakan untuk menanam pohon salak. Saat musim panen, produksi salak melimpah, namun masalah yang timbul kemudian adalah harga salak yang hanya berkisar Rp 2.000,- hingga Rp 3.000,-/kg. Padahal, bila bukan masa panen, harga bisa melonjak hingga Rp 6.000,- per kg.
Kegalauan warga tersebut menjadi perhatian sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) JUrusan Fakultas Pertanian yang sedang melaksanakan kegiatan Program Hibah Bina Desa (PHBD) pada Juli tahun 2013. Program ini berupaya untuk mewujudkan Kawasan Edu-Agrowisata Salak di Dusun Donoasih dengan cara membentuk serta memberdayakan kelompok tani salak pondoh didaerah tersebut.
"Kami memfasilitasi alat pembuatan keripik salak, membantu penataan kawasan, dan menggelar pelatihan manajemen agrowisata," jelas Ir. Agus Nugroho Setiawan, MP selaku Kepala Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan UMY. Dalam keterangannya, mahasiswa memang kini dituntut aktif untuk selalu mendengar permasalahan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan Fakultas Pertanian untuk menjawab kegelisahan itu dengan melakukan pelatihan pengolahan buah salak.
Disadari masyarakat sekitar, kebutuhan akan oleh-oleh dengan bahan dasar salak saat libur sekolah dan lebaran mengalami peningkatan yang signifikan. "Kami ingin panenan salak yang ada didusun kami tidak hanya dijual seperti saat ini, hanya berupa buah dan tidak dilakukan pengolahan," ungkap salah seorang warga yang memberikan keterangan pada Tim Gudegnet.
Agar upaya tersebut berjalan dengan lancar, pihak kampus menghadirkan seorang pragtisi yang telah lama bergelut dibidang pengolahan buah salak. Wartini, mengatakan bahwa salak dapat diolah menjadi produk olahan seperti wajik, sirup, dodol, suwar-suwir, bakpia bahkan keripik salak sehingga sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi petani salak pondoh.
"Contohnya saja seperti dodol salak perkotaknya bias dijual dengan harga Rp 30.000,-, kemudian Bakpia salak bisa dijual dengan harga Rp 25.000,-, apalagi menjelang hari raya lebaran, permintaan terhadap produk olahan salak pondoh akan mengalami peningkatan, sehingga dengan cara pengolahan ini, masyarakat dapat memiliki keuntungan lebih jika dibanding hanya dengan menjual buah salak tanta diolah," tutup narasumber pengolahan salak ini pada Tim Gudegnet.
Pendidikan
Salak Olahan Tingkatkan Pendapatan Warga

Kirim Komentar