Belasan orang berdiri disisi kanan dan kiri trotoar. Mereka menjajalan pecahan uang Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu yang masing-masing berbungkus rapi dengan bilangan Rp 100 ribu. Menjelang Lebaran, aktivitas semacam ini menjadi tontonan sekaligus profesi dadakan seperti yang dialami Harjono.
Sudah hampir 9 tahun ia bergelut diaktivitas semacam ini. Ia menjajakan tumpukan uang kertas hasil penukaran di Bank Indonesia Cabang Pangeran Senopati dekat dengan lokasinya berjualan.
Kalau hari-hari biasa, penukaran uang harus mengantri hingga 200 nomor, namun hari Rabu - Kamis (31/07-01/08) Bank Indonesia sampai menambah antrian hingga 600 nomor, "untuk menukarkan uang senial Rp 2.4 juta saja antrinya harus panjang," ungkap Harjono pada Tim Gudegnet.
Setiap transaksi, ia mengaku mendapatkan keuntungan sekitar 10%. "Total yang saya dapatkan dengan modal segitu ya Rp 240 ribu," jelasnya.
Hal serupa juga dilakoni Giono. Baru berjualan 1 hari ia mengaku sudah merasakan enaknya menjadi penukar uang musiman. "Awalnya coba-coba diajak teman, kok jadi keterusan sampai sekarang,"tukasnya.
Adanya jasa penukaran uang semacam ini dimanfaatkan oleh Budi Suryana yang sedang melintas dikawasan itu. Ia menukarkan uang Rp 500 ribu miliknya untuk ditukar ditempat ini. "Tidak masalah saya mengeluarkan uang Rp 550 ribu daripada antri di bank lama, aktivitas lain malah terbengkalai," singkatnya.
Berdasarkan informasi, Bank Indonesia Cabang Senopati Yogyakarta masih membuka kas hingga 6 Agustus 2013. Sehingga, pembaca tidak perlu tergesa-gesa menukarkan uang dijalanan.
Kirim Komentar