Daerah Istimewa Yogyakarta akhir Oktober hingga petengahan November 2013 akan memasuki musim peralihan (pancaroba) dengan tingkat curah hujan mencapai 50 mm dalam waktu tujuh hari dan 50 mm per hari dihari berikutnya. Perubahan musim ini terjadi sejak 2 hari yang lalu.
Namun, hujan lebat saat ini terjadi tidak merata. Diawali Kabupaten Sleman dan diakhiri Gunung Kidul yang diperkirakan akan mengalami musim hujan paling terakhir. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY, Tony Wijaya pada Tim Gudegnet, Rabu (30/10). "Pancaroba semacam ini berpotensi terjadi cuaca ekstrim," jelasnya.
Cuaca ekstrim dalam konteks ini maksudnya adalah terjadinya hujan lebat, petir yang menyambar-nyambar serta angin kencang. Menurutnya, masyarakat perlu waspada bila sewaktu-waktu terjadi awan cumulonimbus. Awan tersebut memiliki ciri-ciri hitam pekat dan berlapis-lapis.
Kemungkinan buruknya, awan ini dapat menjadi pemicu terjadinya puting beliung. Perbedaan suhu permukaan bumi yang ekstrim berjalan dari arah selatan ke utara, membuat pembentukan angin terkonsentrasi di wilayah Sleman. Daerah Gunung Kidul dan Wates memiliki potensi kecil terjadinya puting beliung.
Agar hal yang tidak diinginkan terjadi, Tony menyarankan untuk memotong beberapa dahan pada pohon yang dirasa telah lapuk. "Kami menghimbau kepada masyarakat agar lebih siaga terhadap potensi bencana dimusim penghujan ini," tutupnya.
Kirim Komentar