Libur panjang Natal & Tahun baru membuat suasana Jogja kurang ramah lalu lintas. Hal tersebut nampak dari pantauan Tim Gudegnet mengawasi dua titik kemacetan di Jalan Abu Bakar Ali serta Jalan Malioboro. Terik panas sinar matahari siang ini membuat pengguna jalan khususnya sepeda motor beradu cepat ingin sampai dilokasi tujuan. Mobil pribadi atau kendaraan umum lain pun terkena dampaknya hingga saling balas suara klakson.
Kemacetan ini terjadi beberapa tahun terakhir lantaran jumlah wisatawan domestik yang masuk setiap libur panjang meningkat. Hal tersebut diamini awak bus Idola, Roby (39). Selama 3 hari terakhir ini, ia mengantar wisatawan domestik asal Kota Surabaya. "Libur panjang banyak yang dimanfaatkan untuk dharma wisata," jelasnya.
Sejalan dengan naiknya jumlah wisatawan, pihak Tempat Khusus Parkir (TKP) Malioboro 1 yang berada di Kawasan Abu Bakar Ali mengaku ada kenaikan sebanyak 30% bus wisata yang mangkal di tempat tersebut. "Liburan ini Ada peningkatan dari yang per 8 jam terdapat 100 bus, menjadi 130 - 140 bus," jelas ketua TKP Malioboro 1 Edi Susanto.
Peristiwa ini membuat sejumlah wisatawan menyesal lantaran kawasan Malioboro penuh sesak. Ani (36) misalnya, ia harus repot-repot menggendong anaknya yang berusia 4 tahun berdesak-desakan dengan wisatawan lain. "Apalagi siang ini panas menyengat, anak saya jadi sering rewel," jelasnya.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh Tito (16) wisatawan asal Surabaya. Ia mengaku sangat menikmati liburan walau harus berdesak-desakan serta bermacet ria saat perjalanan dari Borobudur Ke Malioboro. "Tidak Ada masalah jalan penuh sesak, ini jadi pengalaman pertama saya liburan di Jogja, jadi saya sangat menikmatinya," ttutupnya.
Nah pantaskah Jogja berhati nyaman ataukah Jogja berhenti nyaman saat musim liburan?!
Sosial Ekonomi
Jogja Berhenti Nyaman??

Kirim Komentar