Memiliki buah hati dijaman yang serba moderen memiliki tantangan yang lebih hebat. Tak terkecuali dilingkungan rumah, disekolah pun anak-anak harus mendapat pengawasan demi mengetahui perubahan sikap dan perkembangan si buah hati. Keresahan tersebut diungkapkan salah seorang wali siswa Olifant School Yogyakarta, Helly.
Ia mengungkapkan pada Tim Gudegnet, anak wajib dibekali orang tua pendidikan seks secara umum. Anaknya dibekali informasi bagaimana membedakan sentuhan, mana yang boleh dipegang, dan mana yang merupakan bagian pribadi. "Sentuhan halus dengan intensitas lambat anak-nak harus waspada," jelasnya.
Pembekalan lain yang tidak kalah pentingnya adalah anak diminta lebih waspada juga dalam memilih lokasi, misal ada perkumpulan, pertemuan diminta untuk berada dilokasi yang ramai, tidak sunyi dan tidak sendiri, ini masuk dalam fungsi pengawasan, tambahnya.
Setelah dua hal itu terbekali, anak juga dibekali sikap asertif dan bereaksi cepat bila anak tidak merasakan kenyamanan. "Jika anak merasa tidak nyaman, saya menganjurkan padanya untuk berteriak, agar perbuatan tidak terpuji orang lain itu diketahui masyarakat sekitar," tukasnya.
Direktur Olifant School Yogyakarta, Deasi Andriani. Psi., mengatakan upaya pengamanan siswa telah baik dalam proses penerapan dilingkungan sekolahnya. Antara lain memberlakukan sistem keamanan dan keselamatan, sebuah regulasi yang mewajibkan seluruh pihak untuk mentaati prosedur seperti monitoring siswa saat berada di toilet, proses antar dan jemput siswa, penggunaan ID card, entry pass dan lain-lain.
"Disekolah, kami memperhatikan sistem keamanan disegala sisi, seperti landscape, positioning, tak bersudut tajam, pewarnaan bahan-bahan hingga pemilihan lantai yang aman bagi anak," katanya.
Selain itu, Olifant School memiliki proses rekrutmen & evaluasi ketat bagi pendidik. Tiga bulan training penuh, pelatihan safety dan security, emergency evacuation, pembekalan pengetahuan anak dari psikolog tentang cara memantau dan cara mengembangkannya.
Disisi outsource, layanan yang sekarang banyak digunakan sekolah, perlu adanya pemantauan. Pelatihan, brifing, pengawasan, harus terus dilakukan. Standar proses rekrutmen wajib diterapkan karena para pekerja ini, nantinya akan ditugaskan untuk melayani anak-anak. "Pemahaman standar itu wajib dipahami perusahaan penyedia jasa outsource," terangnya.
Menurut Deasi, setiap orang dewasa yang ada disekitar anak otomatis berperan sebagai pendidik tidak terkecuali petugas outsource. Sehingga, perlu direnungkan bahwa kejadian sexual abuse di Jakarta International School (JIS) dapat menyadarkan orang tua akan pentingnya keamanan dan keselamatan.
"Kita harus mencoba hal-hal terbaik untuk mengecilkan kesalahan, kita tidak dapat menghapus ataupun menghindarinya seratus persen," tutupnya ramah.
Kirim Komentar