Sosial Ekonomi

Gara-gara Cuek, Parangtritis Kebanjiran Sampah

Oleh : Budi W / Senin, 00 0000 00:00
Gara-gara Cuek, Parangtritis Kebanjiran Sampah


Larangan Dilarang Buang Sampah Oleh Komunitas SOSDL dikawasan Sandune Parangtritis

Sebanyak 15 ton sampah mencemari area pesisir Pantai Parangtritis pasca Libur Tahun Baru 2015. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh penggiat lingkungan Save Our Sandune Live (SOSDL) Budianto saat wawancara Tim Gudegnet.

Sampah tersebut merupakan hasil buangan yang dilakukan oleh pengunjung Parangtritis selama tahun baru lalu. Sampah yang terkumpul sebagian besar merupakan sampah domestik seperti bahan buangan domestik. Contohnya seperti botol, kaca, kertas, plastik, tin aluminium dan juga sisa makanan.

"Tahun baru kemarin memang banyak sampah bertebaran yang dibuang oleh pengunjung pantai Parangtritis," tukas Budianto.

Perilaku masyarakat yang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan tersebut menjadi masalah kedepannnya. "Kesadaran untuk membuang sampah sangat minim jadi kawasan pesisir menjadi tercemar,"jika dikumpulkan, sampah yang ada di Parangtritis setara dengan 3 truk sampah (1 bak truk memuat angkut barang setara dengan 5020 kg),"tambahnya. 

Secara terpisah, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta, Khalid Sandera saat ditemui Tim Gudegnet mengaku perlu pentingnya sosialiasi bahaya sampah dipesisir pantai (05/01).

"Penting sekali menyadarkan pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya, masalah seperti ini sangat lazim ditempat wisata. Upaya yang harus dilakukan pemerintah pun harus sinergis seperti menyediakan fasilitas tempat sampah agar masyarakat tidak buang sampah sembarangan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Khalid menerangkan bahwa pembuangan sampah dipesisir pantai akan berdampak pada terganggunya ekosistem dipesisir pantai. Sampah yang terbawa arus air dan ada di laut lepas akan membahayakan biota laut seperti ikan, penyu dan tukik.

"Dilaut lepas ikan predator, penyu dan tukik menganggap sampah sebagai makanan, misal sampah itu dimakan tukik, maka akan membahayakan pencernaan yang akibatnya mereka akan mati," terangnya.

Kesadaran masyarakat yang rendah, minimnya fasilitas pendukung dari pemerintah dapat menjadi sorotan utama mengapa kejadian ini terus menerus berulang dan tak ada titik terangnya.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini