Pertanyaan
Selamat pagi rekan-rekan AISHA yang baik,
Persoalan bullying sempat menghebohkan dunia pendidikan. Ternyata urusan ejek-mengejek ini sangat berpotensi merusak bahkan menghancurkan karakter seorang anak. Awalnya saya biasa saja membaca beberapa kejadian itu di surat kabar, namun, setelah peristiwa itu terjadi kepada anak saya sendiri, saya pun mulai panik.
Awalnya, anak saya mulai menunjukkan perilaku yang tidak biasa di rumah. Jika dulunya ia ceria, sekarang jadi uring-uringan. Kadang juga mengurung diri di kamar dan tidak mau cerita apa-apa lagi, baik kepada saya atau istri. Kadang ia juga menunjukkan perilaku agresif. Kami jadi bingung.
Namun, setelah ditanya baik-baik, ia pun mulai cerita tentang teman-temannya yang suka mem-bully. Bahkan, ada teman satu kelasnya yang sudah pindah ke sekolah yang lain karena hal yang sama. Pihak sekolah sudah mengetahui, namun sepertinya tidak bisa berbuat apa-apa. Toh, kenyataannya, sikap-sikap seperti itu masih hidup di lingkungan sekolah.
Jika keadaan eksternal tidak bisa saya kendalikan, apa yang harus saya atur secara internal? Bagaimana saya harus mendampingi si kecil agar dia kuat dan justru menjadikan momen ini sebagai titik balik untuk membuatnya lebih baik?
Atas jawabannya saya mengucapkan terima kasih.
Salam,
Reinaldi di jalan Magelang
Jawaban
Selamat siang bapak Renaldi di jalan Magelang.
Memang Pak, kasus bullying semakin marak terjadi, terutama di lingkungan sekolah. Hal ini tentumya sangat meresahkan. Korban bullying tentunya kehilangan rasa tenang dan nyaman berada di sekolah dan ini bisa berdampak kurang baik bagi kondisi psikis dan tentunya mengganggu kegiatan belajar mengajarnya. Saya turut prihatin terhadap apa yang dialami anak bapak. Sebelumnya, kalau boleh tahu anak bapak kelas berapa ya? Dan bully yang dia alami berupa ejekan-kah? atau tindakan intimidasi? Atau bahkan sampai menggunakan fisik?
Bapak Renaldi, suatu nilai plus dan hal yang sangat baik ketika anak bapak mau menceritakan apa yang dialaminya. Berarti dia mau terbuka dan merasa tenang dan nyaman ketika ada di dekat orang tuanya serta dengan dia bercerita. Mungkin dia merasa lebih aman dan memperoleh perlindungan. Karena jarang anak yang mau dan berani menceritakan hal tidak mengenakkan yang dialaminya. Nah, bapak dan juga istri harus selalu merangkul dan memberi suport kepada anak bapak agar dia merasa aman. Berilah penguatan berupa motivasi atau pujian-pujian agar anak bapak bisa percaya dengan dirinya sendiri dan tidak merasa lemah lagi.
Selanjutnya, jika memungkinkan, tanyakan pada teman sekolah anak bapak. Kalau bisa tanpa sepengetahuan anak bapak, karena terkadang anak bisa malu atau tidak suka jika orang tua nya terlalu ikut campur masalahnya, mungkin bisa jadi anak tidak suka karena takut dianggap cemen karena mengadu kepada orang tuanya.
Tanyakan pada temannya apa yang sebenarnya terjadi, mengapa anak bapak menjadi sasaran bully. Karena tidak ada akibat jika tanpa sebab. Perlu kita sadari, bahwa satu satu penyebab terjadinya bullying adalah karena ada anak yang memang punya karakter yang mudah dijadikan korban, seperti sikap “cepat merasa bersalah”, atau penakut,.
Atau mungkin anak bapak pernah melakukan kesalahan yang tidak ia sadari. Dengan mengenali karakter anak kita, kita akan bisa mengantisipasi berbagai potensi intimidasi yang menimpa anak kita, atau setidaknya lebih cepat menemukan solusi.
Jika memang berawal dari anak bapak, mungkin bisa diupayakan pemupukan rasa pemberani pada anak bapak. Memang cukup sulit menumbuhkan rasa itu apalagi setelah mengalami kejadian bullyng . Namun hal tersebut sebisa mungkin ditanamkan, dengan memberikan penguatan. Atau bisa melihat film bersama, seperti film Karate Kids, di film itu tokoh utama nya mengalami pem-bully-an namun dia bisa bangkit karena dia mencoba melawan rasa takutnya, bangkit dan meningkatkan prestasi.
Hal tersebut membuat teman-teman yang tadinya mem-bully-nya berubah menjadi teman yang mengaguminya. Kita juga bisa mengajari anak ‘melawan’ secara positif, misalnya berani bilang tidak suka atau menolak perlakuan teman yang kasar. Hindari terus menerus mendorong anak untuk bersikap baik dan manis pada teman. Jika ada teman yang menyakiti, tentu ia perlu belajar bersikap tegas.
Selain itu kita juga bisa memberikan kesempatan bagi anak untuk ikut aktivitas olah raga secara rutin. Lewat olah raga, selain kekuatan fisik, bisa juga terbangun sikap sportif dan kepercayaan diri yang bisa menjadi bekal bagi anak menghadapi tindakan bullydi sekolah. Berikan juga contoh cara membela kepentingan diri secara manis. Contoh, ketika sedang mengantri, ada orang yang menyela Anda, sampaikan keberatan pada orang itu dengan sopan. Tunjukkan kita bisa melakukan sesuatu jika hak kita dilanggar. Hal-hal tersebut bisa membuat anak lebih dihargai teman-temannya karena anak tak hanya bisa mengalah dan pasrah ketika di-bully.
Namun, jika faktor bully ternyata tidak bersumber dari anak bapak, misal memang karena pelaku bully tersebut memang nakal, Bapak bisa datang ke sekolah, mengamati anak tersebut, dan mengutarakan apa yang terjadi pada wali kelas atau guru BP. Sekali lagi kalau bisa tanpa sepengetahuan anak. Sampaikanlah apa yang terjadi dan tanyakan mengapa anak tersebut suka mem-bully, apakah sudah lama kah, apakah memang sifat anak itu. Karena mungkin saja guru tidak tahu yang sesungguhnya. Dia hanya melihat ketika anak anda diejek dan dianggapnya hanya kenakalan anak biasa tanpa tahu bahwa sebenarnya anak anda sedang di-bully.
Jika setelah Bapak bercerita namun tidak ada perubahan, bapak bisa coba sharing pada orang tua anak yang mem-bully, namun jangan sampai terbawa emosi. Bicarakan baik-baik, semoga orang tuanya mau mengerti dan bisa menjawab pertanyaan mengapa anaknya suka mem-bully.
Kemudian hal yang perlu dipertahankan adalah selalu menjaga komunikasi dengan anak bapak. Dari komunikasi yang terjalin baik, kita bisa memantau perkembangan masalah yang dialami anak bapak dan menunjukkan pada anak bapak jika orangtuanya selalu menyayangi dan mendukungnya agar dia tidak merasa sendiri dan takut lagi.
Semoga kasus pem-bully-an yang menimpa anak bapak segera terpecahkan dan dapat diselesaikan sehingga anak bapak bisa bersekolah dengan nyaman dan tanpa rasa takut lagi sehingga ia bisa belajar dengan baik dan berinteraksi dengan temannya.
Terima kasih, semoga bermanfaat.
Salam
Aisha Parenting
www.aishaparenting.com
@twit_aisha
"We strive to engage mindful parents to develop good reading and eating habits, as well as to stimulate creativity at home"
Kirim Komentar