Sebanyak 1000 orang umat Budha wanita dari 40 negara ikut dalam kegiatan 14 th International Conference On Buddhist Women "Sakyaditha" yang berlangsung di Yogyakarta 23 - 30 Juni 2015 di Sambi Petung Yogyakarta. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Panitia, Nyana Pundarika di Kepatihan Yogyakarta kemarin sore.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan keindahan dan kedamaian negara dan bangsa Indonesia yang penuh cinta, kasih sayang, damai, toleran, dan penuh keterbukaan," terangnya.
Acara yang berlangsung selama 1 minggu yang nantinya diakhiri dengan meditasi di Candi Borobudur dan Candi Plaosan dipagi dan sore hari 1 Juli mendatang itu mengangkat sebuah isu penting yakni “Compassion dan Social Justice” (welas asih & keadilan sosial).
Hasil dari konferensi ini tentunya nanti akan diangkat menjadi isu serta solusi internasional. Setidaknya, kegiatan ini diharapkan dapat memberi muatan spritual dan moral keagamaan. isu-isu mengenai gender dapat membawa kebaikan dan kemaslahatan bagi kemajuan peradaban yang tidak lepas dari nilai-nilai agama.
Dilokasi yang sama, Menteri Agama Lukman Hakim Saiffudin dalam sambutannya mengaku sangat apresiatif terhadap kegiatan ini. konferensi internasional wanita Buddha Sakyadhita merupakan wujud dari kepedelulian umat Buddha terhadap isu-isu kesetaraan gender. Oleh sebab itu pemerintah memberikan dukungan.
Sejarah mencatat emansipasi wanita mencuat setelah diterbitkannya surat-surat pribadi RA Kartini yang berjudul habis gelap terbitlah terang.
Tetapi bjika dilihat secara kelembagaan, gerakan gender diperjuangkan lewat kongres perempuan Indonesia pertama pada 22-25 Desember 1928 di kota Yogyakarta ini.
“Seperti halnya geliat emansipasi wanita melalui organisasi keagamaan, seperti Aisyiyah Muhammadiyah, Fatayat NU, dan lainnya,” kata Menag mencontohkan.
Seiring perkembangan zaman, gerakan emansipasi wanita mengalami perluasan orientasi dari sekedar menuntut hak pendidikan, kesehatan dan kehidupan yang laik, menjadi sebuah arus feminis, yaitu gerakan yang menuntut penyetaraan dan persamaan mutlak antara kaum laki-laki dan perempuan.
Kirim Komentar