Perayaan Idul Adha akan jatuh pada 24 September 2015, umat muslim yang ada di Indonesia tentunya akan memeriahkan acara ini dengan cara menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan pada Allah SWT. Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat akan menyembelih hewan yang sesuai dengan syariah dan tentunya wajib memperhatikan kesejahteraan hewan.
Menurut Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, hewan yang akan disembelih tidak boleh dinafikkan kesejahteraannya, "Ternak itu harus dimuliakan, sehingga daging yang diperoleh lebih halal dan menyehatkan,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan penyembelihan hewan kurban yang berlangsung di auditorium Fakultas Peternakan UGM, Rabu (16/9) kemarin itu memiliki tujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan pada pengurus masjid serta panitia kurban agar tahu secara pasti tata cara menyembelih hewan kurban yang syar'i dan higienis.
Dilokasi yang sama, Peneliti produk halal dari Fakultas Peternakan UGM Dr. Hanung Danar Dono memberikan pengarahan tata cara menyembelih hewan kurban agar produk peternakan yang disembelih halal dan benar. Ia mencontohkan 3 saluran pada leher bagian depan atau tepatnya dibawah jakun, yakni saluran nafas, saluran makanan dan pembuluh darah arteri karotis dan vena jugularis.
Ia pun berpesan agar para petugas penyembelih tidak menusuk jantung, menguliti, memotong kaki dan ekornya sebelum hewan benar-benar mati. Ia mencontohkan cara paling mudah mengecek hewan yang telah mati yakni dengan melihat reflek mata, reflek ekor dan reflek kuku. Apakah masih berkedip atau tidak atau reflek ekor bergeser atau tidak saat dipegang,” tambahnya.
Tips lain yang tidak kalah penting yang wajib diperhatikan para panitia penyembelihan hewan kurban yakni hewan kurban wajib diistirahatkan sebelum disembelih dan ternak dipuasakan selama 12 jam. Tujuannya yakni agar hewan tak stress hingga kualitas daging tak menurun dan jika dipuasakan isi rumen akan turun dan hewan tak beringas.
Kirim Komentar