Bencana asap yang tak tertanggulangi hingga detik ini telah mencapai titik nadir terakhir hingga saudara kita yang ada di Sumatra & Kalimantan sangat membutuhkan uluran tangan. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh perwakilan panitia kegiatan CHARITY FOR A.S.A.P, Faridha Qurniawati.
"Bencana yang sebenarnya terjadi secara annual ini harus segera mendapat penanganan dari semua pihak," katanya.
Agar rencana penggalangan donasi ini berlangsung lancar, pihaknya menginginkan masyarakat turut serta dalam program amal yang akan diselenggarakan pada 8 atau 15 november 2015 tersebut. Lokasi akan diberitahukan melalui media online GudeNet segera.
Kegiatan nantinya berupa penggalangan dana, parade band dan festival jajanan kuliner yang seluruh hasil penjualan dari transaksi hari itu akan disumbangkan secara keseluruhan.
Dilokasi yang berbeda, Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Prof.Dr. HA. Sudibyakto, M.S. yang dihubungi Tim GudegNet mengatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir menjadi ancaman besar berupa rusaknya ekositem lahan tropika basah serta mempercepat proses perubahan iklim.
Menurut data, Kebakaran hutan dan lahan gambut di Pulau Sumatera dan Kalimantan pada tahun 2015 telah mencapai luasan 1,5 juta hektar. Kebakaran terjadi akibat rusaknya ekosistem hutan setelah dikonversi menjadi hutan tanaman industri terutama untuk perkebunan kelapa sawit.
Sudibyakto menyampaikan bahwa pemulihan kerusakan eksositem lahan dan hutan yang terbakar memerlukan waktu lebih dari 30 hingga 50 tahun.
selain itu sebaran asap pekat akibat kebakaran telah menimbulkan dampak negatif dalam berbagai sektor kehidupan bangsa. "Kebakaran berdampak langsung pada kesehatan masyarakat, selain itu juga mempengaruhi lalu lintas udara, pariwisata, ekonomi, bahkan kehidupan politik di kawasan ASEAN dan sekitarnya," tutupnya ramah.
Kirim Komentar