Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM baru-baru ini mengeluarkan Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK) yang menunjukkan hasil bahwa Yogyakarta memiliki nilai index 0,61 kemudian menyusul Bali dengan nilai indeks 0,59, disusul Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, dan Jambi dengan nilai indeks yang sama, yaitu 0,56.
Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan PSKK UGM, Dr. Agus Joko Pitoyo, M.A Senin (19/10) kemarin mengatakan bahwa
hasil pengukuran indeks ini menunjukkan provinsi dengan IPBK tinggi merupakan wilayah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang juga tinggi.
Jika index pembangunan manusia ini tinggi, maka domain hasil pembangunan juga meningkat. Namun, diwaktu yang sejalan penting pula ada sebuah indikator yang dapat mengevaluasi jalannya roda pembangunan.
"IPBK merupakan indikator untuk mengukur proses tersebut," katanya.
Menurutnya, ada 5 aspek dalam pengukuran IPBK. Pertama yakni aspek partisipatif yang dimulai dari partisipasi dalam bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan. kedua aspek keberlangsungan yang diintikan pada prinsip pembangunan berkelanjutan. Ketiga, keberpihakan pada rakyat.
Keempat, aspek integrasi yang mewakili prinsip bahwa data-data kependudukan adalah dasar utama bagi perencanaan kependudukan dan harus menjadi bagian integral dari perencanaan pembangunan. Serta kelima yakni aspek kesetaraan untuk melihat apakah pembangunan sudah mengusung kesetaraan kepentingan baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Kirim Komentar