Penyelenggaraan Ngayogjazz 2015 di Desa Pandowoharjo menyimpan sejuta misteri termasuk rangkaian kegiatan berupa Tumpengan yang dihadiri oleh ratusan orang dari berbagai macam latar belakang. Panitia Ngayogjazz, pengisi acara, rekan media, perangkat desa hingga mahasiswa kumpul di Panggung werkudoro.
"Tumpengan tahun ini menjadi berkesan, banyak yang datang dan ini merupakan tumpengan terbanyak sepanjang sejarah Ngayogjazz," jelas Djaduk Ferianto, former Ngayogjazz.
Ada yang unik, jika sebagain besar masyarakat sekitar tahu, namun orang yang tidak pernah bersentuhan dengan desa ini dijamin tidak akan mengerti. Panggung Werkudoro yang merupakan main stage di event ini ternyata berdekatan dengan sarean.
Makam Pandowoharjo ini menyimpan sebuah cerita. Seorang pejuang kemerdekaan telah bersemayam puluhan tahun lalu. Hingga kini, makam Mbah Saino menjadi tempat banyak orang nyekar, terutama yang hormat dengan jasa beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan.
"Mbah Saino merupakan pejuang yang gugur tertembak oleh Belanda, saat nyadran, kami sering tabur bunga di makam beliau," jelas salah seorang dukuh yang enggan disebutkan namanya.
Panggung Werkudoro nampak meriah meskipun ada makam disitu, melalui kegiatan tumpengan ini, Lurah Pandowoharjo, Catur Sarjumiharto mengaku bersyukur dapat melakukan doa bersama lintas agama ditempat tersebut. "Malam ini seperti sebuah anugerah, berdoa bersama dan kulo nuwun pada yang ghaib, semoga Allah memberikan kelancaran acara esok, (hari ini)," jelas Catur.
Meski nampak spooky karena berdekatan dengan makam, Panggung werkudoro nampak indah karena diterangi aneka warna lampu yang membuat suasana ngeri tak terasa.
Jika Anda penasaran dengan panggung utama ini, memang wajib adanya selain seolah-olah spooky, namun penampilan nanti malam bakal cetar membahana karena dipastikan pada jam 21.30 Trie Utami bersama Kua Etnika bakal tampil di panggung ini.
Kirim Komentar