Menurut perkiraan BMKG, pada bulan April 2016, puncak curah hujan akan meninggi diwilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Melihat adanya sinyal tersebut, terutama bagi Anda yang berada dikawasan bantaran sungai, Tim peneliti UGM memberikan tips agar tak terjadi bencana erosi dan longsor disekitar tebing sungai.
Dosen Departemen Teknik Geologi FT UGM, Dr. Wahyu Wilopo, mengungkapkan bahwa untuk menghindari adanya potensi longsor di sepanjang tebing sungai, perlu dilakukan sejumlah hal agar penduduk yang ada diatasnya tidak terkena dampak bencana yang tak diinginkan tersebut.
"Hasil survei mengatakan bahwa disekitar bantaran sungai Code dan Winongo mempunyai tingkat kerentanan longsor yang tinggi," kata Wahyu.
Hal ini disebabkan karena sebagian besar tebing sungai memiliki lereng yang cukup curam dan tersusun oleh endapan yang belum menyatu secara baik. Untuk mencegah longsoran berikutnya, Wahyu memberikan tips upaya mitigas berupa penguatan lereng kaki tebing dan membuat bronjong.
"Perbandingan kemiringan 1:1, dengan teras minimal 2 meter, serta ketinggian maksimum 5 meter plus dilengkapi saluran drainase dengan jarak antar lubang maksimal 2 m dengan diameter minimal 2 inci," tambah Wahyu.
Selain itu, tips seperti membuat saluran pembuangan limbah rumah tangga yang kedap air, pembuatan rumah yang tidak boleh berada di dekat tebing, dan tak membuat bangunan bertingkat, akan mengurangi beban tebing secara baik. Ia juga memperingatkan masyarakat untuk terus belajar mengetahui tanda - tanda terjadinya longsor seperti adanya retakan bangunan, pohon yang miring dan munculnya air secara tiba - tiba saat hujan dikaki lereng, juga perlu disosialisasikan secara luas.
Ia berpesan pada masyarakat untuk terus mengecek saluran-saluran drainase di tebing atau lereng untuk memastikan tidak terjadi sumbatan dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Kirim Komentar