5 orang mahasiswa UGM mengembangkan aplikasi mobile untuk mengawasi pertanian. Mereka kemudian menawarkan pengembangan usaha pertanian hidroponik dan aquaponik untuk warga Desa Puncanganom 1, Sanden, Bantul, DIY. Mereka adalah Hengky Anang Wijaya (D3 Elektronika dan Instrumentasi SV), Rahma Firdanti (Fakultas pertanian), Rima Darmawanti (Fakultas Teknologi Pertanian), Rian Nur Hidayat (FEB) serta Bima Sakti V P yang didapuk sebagai ketua tim mahasiswa pengembang program pertanian hidroponik di Desa tersebut.
Program alovera ini muncul atas persoalan pemuda di Desa Pucanganom 1 di kampung Hengky Anang W yang merupakan anggota tim mahasiswa UGM. Aloevera lahir dari keresahan pemuda di kampung itu. Mereka berkeinginan menjalankan usaha agar bisa lebih produktif dan mandiri dalam perekonomian. Namun begitu, persoalan keterbatasan modal masih menjadi kendala utama yang menghambat produktivitas mereka.
Pertanian bermodel hidroponik dan aquaponik sengaja dikembangkan karena perawatan pola tanam ini lebih mudah. Selain itu, tidak membutuhkan lahan luas sehingga bisa dilakukan di pekarangan rumah dengan lahan terbatas. Mereka memanfaatkan lahan warga setempat seluas 10x10 meter untuk pembuatan satu buah rumah kaca untuk pengembangan pola tanam hidroponik dan aquaponik. Nantinya, tanaman yang akan dibudidayakan antara lain sawi kriting, selada, seledri, kangkung, cabai, terong, daun bawang, dan tomat.
Selain membangun fasilitas fisik, mereka pun memberikan sejumlah pelatihan terkait pengembangan pertanian hidroponik dan aquaponik mulai dari pembibitan, perawatan, panen, dan pengelolaan pasca panen.
Hengky Anang W mengatakan bahwa dalam upaya pengembangan pertanian ini, Tim kemudian memberikan sedikit sentuhan bernuansa teknologi yakni istem otomatis untuk mengontrol kadar pH air dalam pertanian agar tetap netral. Melalui aplikasi ini, diharapkan dapat menjaga laju pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Sistem pengontrol kadar pH air ini dibuat terintegrasi dengan smartphone berbasis android dan website http://aloeveraproject.tk.
Dengan fasilitasi program yang berhasil mendapatkan dana hibah dari DIKTI ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian warga. Tidak hanya itu, bisa menjadikan Desa Pucanganom 1 sebagai menjadi sentral pendidikan hidroponik di masa mendatang.
Kirim Komentar