Tulisan ini pas buat kamu yang meniti karir jadi start up jempolan. Ada dua hal yang ditawarkan yaitu gagal miskin. Wah, kok syerem amat? Ngga juga. Bahkan, katanya, dua hal negatif yang dikawinkan justru hasilnya positif. Setelah selesai membacanya, kamu diharapkan dari gagal menjadi miskin lalu berubah sukses dan kaya.
#1 Dengarkan kata hatimu
Para start up biasanya kaum cerdas pandai yang dibekali talenta serta logika sekelas dewa. Mereka pandai merancang program dan strategi sekaligus membuat kalkulasi yang sulit dipahami. Well, oke! Istilahnya itu leher ke atas. Lalu yang leher ke bawah alias baper – di bawah perasaan juga harus dipelihara dan didengarkan.
Beberapa programmer yang mulai jadi start up seringkali bilang begini : “Gila nih, kuliner lagi naik daun. Yuk kita bikin aplikasi kuliner.” Bisa juga hal-hal lainnya yang sedang naik-naiknya. Dari obrolan-obrolan itu intinya satu : semua fokusnya ke luar. Daya tarik itu di luar. Sukses itu di luar.
Padahal, kewajiban awal setiap start up justru bertanya ke diri sendiri, “Apa sih yang sebenarnya saya cintai?” Well, kalau kamu programmer yang suka merajut, kenapa tidak membuat aplikasi rajut atau alamat toko rajut di seluruh Indonesia. Lalu, bagaimana jika kamu sukanya memancing, yuk, bisa dicoba bikin aplikasi buat menunjukkan lokasi yang banyak ikannya.
Apa sih untungnya mengerjakan sesuatu yang kamu cintai? Pertama, kamu tidak perlu kerja. Lah, iya jelas, setiap hari kamu hidup buat bersenang-senang, tidak tertekan dan melakukan semuanya dengan perasaan gembira.
Kedua, detail. Kamu bisa tahu lebih banyak. Sekarang bayangkan, kalau ada dua programmer mengerjakan aplikasi sejenis, semisal kuliner. Programmer pertama suka jalan-jalan dan makan-makan. Programmer satunya lebih seneng main game.
Pertanyannya, mana yang bisa bikin aplikasi lebih detail dan mendekati realitas sebenarnya? Yah, pastinya programmer pertama.
#2 Kosongkan Pikiran
Ibarat gelas kosong, para pebisnis muda ini sebaiknya mengosongkan pikiran. Hindarkan dulu macam-macam asumsi. Alasan penting harus “mengosongkan diri” ini agar informasi, masukan serta pendapat dari orang lain bisa diterima dengan baik.
#3 Wawancara jauh lebih baik
Kamu bisa mencoba wawancara untuk mendapatkan ide tentang apa yang dibutuhkan calon konsumen yang dibidik. Cara ini lebih baik karena sifatnya personal dan bisa menggali informasi lebih dalam mengenai kebutuhan, persoalan serta harapan mereka yang esok membeli aplikasi yang dihasilkan.
#4 Boleh coba gratis!
Setelah aplikasi buatanmu jadi, mintalah setiap orang untuk mencobanya secara gratis. Ketimbang mahal-mahal membayar tester, lebih murah meminta pengguna aplikasi untuk membagi pengalamannya. Informasi yang mereka ceritakan bisa menjadi catatan penting sebagai bahan perbaikan atau pengembangan aplikasi di waktu mendatang.
#5 Ikut di berbagai forum
Forum sangat potensial untuk mengenalkan diri. Selain harus berani presentasi dari pintu ke pintu, start up jempolan wajib menunjukkan diri di dalam forum. Caranya sederhana saja. Saat sesi tanya-jawab bertanyalah di awal atau akhir kesempatan.
Alasannya karena konon otak manusia lebih mudah mengingat peristiwa di awal dan akhir. Setelah itu, di akhir seminar atau forum lakukan barter kartu nama dengan peserta lain.
Semoga tip sederhana dan murah meriah ini berguna ya.
Salam,
Tim gudegnet
Kirim Komentar