Yogyakarta, Indonesia - www.gudeg.net. Kesulitan mencari donasi dan fund raising membuat sekolah “Gajahwong” menjalankan ide berternak kambing Jawa dan domba. Menjelang Idul Adha ini, Gajahwong Farm menyediakan 43 ekor kambing untuk dijual ke masyarakat. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Faiz Fakhrudin, koordinator sekolah “Gajahwong”.
Sekolah berupa Paud dan TK ini memiliki biaya operasional sebesar 6 juta rupiah per bulan yang tentunya harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan penggajian guru serta fasilitas lain menjadi biaya yang harus dikeluarkan dan tidak bisa dihindari. "Saat ini proses pencarian dana masih minim, sehingga ide beternak kambing menjadi jawaban permasalahan," jelas Faiz.
Presentase keuntungan dari penjualan hewan kurban nantinya dibagi menjadi 3 pos yakni 30 % untuk perawat hewan, 50 % untuk sekolah dan 20 % untuk kebutuhan operasional. Tantangan besar terdapat pada faktor fund raising yang selama 7 tahun terakhir ini susah untuk dipenuhi.
"Ide selain beternak pun kami upayakan contohnya seperti program bank sampah untuk anak dan koperasi, ini terus kami lakukan demi keberlangsungan sekolah," jelasnya singkat.
Diluar Idul Adha, peredaran kambing dan domba yang ada di peternakan ini didapat dari pesanan untuk aqiqah serta rumah makan. Sebagian besar hewan dijual dengan sistem jual per kilogram dengan estimasi harga 60 - 70 ribu per kilonya. Rata - rata berat kambing pun bervariasi antara 30 kg hingga 50 kg.
"Harga rata - rata yang terjual akhir - akhir ini sekitar 1,8 juta - 2,1 juta rupiah, tergantung berat kambingnya," tukasnya ramah.
Efek positif lain, ada alokasi pekerjaan yang bisa didapat oleh warga masyarakat yang mendiami desa Ledhok, Timoho, Mujamuju, Balirejo, Yogyakarta tersebut. Kebiasaan mereka berada di jalan seperti menjadi pengemis, pengamen dan pekerjaan non formal lain coba dialihkan bertahap oleh Faiz dan rekan - rekan, salah satunya dengan beternak ini.
"Tentunya ada tambahan pendapatan untuk masyarakat miskin di perkotaan ini, dan yang penting mereka sudah tidak beraktivitas di jalanan," katanya.
Secara umum, sekolah “Gajahwong” kini memiliki 24 siswa dengan rentang usia antara 3 - 7 tahun. Masyarakat yang tinggal di Ledok pun kini semakin banyak yakni sekitar 50 KK dengan 300 jiwa. Kaum miskin perkotaan tak bisa mengakses kebutuhan dasar seperti pemenuhan identitas dan bantuan BLT. Mereka banyak memiliki keterbatasan baik secara ekonomi maupun sosial.
Sampai detik ini pihak sekolah masih membutuhkan berbagai macam kebutuhan. Masyarakat yang ingin memberikan bantuan finansial dapat menghubungi Lembaga Taabah.
Kirim Komentar