Yogyakarta, www.gudeg.net - Hujan deras akibat adanya anomali cuaca mengakibatkan sejumlah daerah di DIY yang rawan akan bencana banjir dan longsor perlu mendapatkan penanganan lebih. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Danang Samsurizal pada rekan media.
"Yang perlu diwaspadai yaitu longsor disejumlah kecamatan di wilayah DIY. Sebagian besar di kawasan Pegunungan Menoreh dan Pegunungan Seribu." katanya.
Sejumlah kecamatan yang mendapat perhatian diantaranya yakni Kokap, Kalibawang, Samigaluh di Kabupaten Kulon Progo. Dlingo di Kabupaten Bantul dan di Patuk dan Gedangsari, Gunungkidul. Agar tak terjadi korban jiwa, pihaknya berkoordinasi dengan instansi dan masyarakat untuk terus waspada akan bahaya longsor yang acap kali terjadi ketika musim penghujan tiba.
"Ada sekitranya 16 kecamatan di beberapa tempat tersebut yang memang kita pasang Early Warning System (EWS). Agar masyarakat segera mengetahui tanda - tanda awal. Disamping itu ya tanda alam lain ya seperti hujan yang sudah terlalu lebat atau tanda lain," katanya.
Dilokasi yang berbeda, Kasi Darurat Logistik BPBD Kulon Progo, Suhardiana yang dihubungi Tim Gudegnet mengatakan bahwa pihaknya selalu siap dalam segala situasi. Upaya penanganan bencana akan terus dilakukan tentunya mengajak masyarakat untuk mensuport upaya - upaya tersebut. Sebagai contoh, upaya penanganan banjir yang terjadi Juni 2016 lalu di Temon Kulon Progo, pihaknya langsung melakukan tanggap bencana.
"Jika titik tanah longsor di areal perbukitan Menoreh ada yang perlu kita waspadai ya, setidaknya ada 11 titik di Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo dan Kecamatan Kokap." katanya.
Sebagai informasi, Stasiun Klimatologi BMKG DIY menerangkan bahwa selama 21 - 31 September, DIY dilanda hujan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh fenomena Madden Julian Oscilator (MJO) atau sebuah pola khatulistiwa anomali curah hujan yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan di kawasan tropis.
Di samping itu, DIY saat ini sedang mengalami musim peralihan atau masuk pancaroba, dimana pada masa pancaroba seperti ini, potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang bisa muncul terutama di sore hingga malam hari. Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG DIY Djoko Budiyono juga memberikan peringatan pada para nelayan untuk terus waspada karena ada peluang angin kencang serta gelombang tinggi di wilayah pesisir selatan Yogyakarta.
Kirim Komentar