Yogyakarta, www.gudeg.net - Memiliki teman atau bahkan Kamu sendiri yang lagi sedih karena suatu hal pastinya ingin langsung dapat solusi terbaik. Nah, berikut Tim Gudegnet sampaikan hasil bincang - bincang santai dengan Direktur Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah mada (UGM), Dr. Diana Setiyawati M.HSc., Psy.
"Kalau ada remaja yang tiba - tiba kehilangan selera makan dan tidak bersemangat dengan masa depan, anak ini sudah masuk dalam kategori depresi ringan. Dalam bahasa gaulnya remaja, lagi galau karena sesuatu hal," ungkap Diana.
Agar mereka tidak terjerumus dalam perbuatan yang tidak semestinya, penting adanya remaja ini mampu diajari untuk memperkuat critical thinking-nya, bagaimana cara mengatasi sebuah masalah dan menyeimbangkan pikirian logis dan emosional.
"Proses edukasi seperti ini ada baiknya orang tua sudah mulai mengajarinya semenjak mereka mulai remaja. Jika tidak, maka bisa terjadi miss leading. Contohnya, remaja malah cenderung mencontoh selebgram yang sedang marak di sosial media. Jangan sampai hal ini terjadi," tambahnya.
Selain itu, orang tua juga wajib menjadi seorang pendengar yang baik. Menganggap anaknya sebagai rekan sebaya dan tata cara menasehati juga harus dirubah yakni dengan bertukar pikiran atau sharing bukan menghakimi jika si anak salah jalan. Jika masalah anak dianggap terlalu sepele, anak pun akan cenderung malas bercerita pada orang tua. Kadang dia butuh sosok yang bisa memahami perasaannya.
"Bisa juga ada orang tua ada yang tak peduli dengan masalah si anak, padalah mereka hanya butuh didengarkan." tukasnya.
Secara umum, Diana pun berpesan pada para orang tua agar terus belajar dalam mendidik serta memahami anak terutama yang masih dalam usia remaja. Dalam pendidikan teknologi pun, orang tua juga harus mengikuti perkembangan. Perlu adanya IT literasi agar orang tua tidak gagap teknologi agar bisa menangkal dampak buruk dari teknologi dan sosial media.
Kirim Komentar