www.gudeg.net, Yogyakarta - Sekarang hingga sepekan ke depan semestinya menjadi kegembiraan bagi para penggemar dan penggiat sepeda tua, terutama sepeda onthel. Yogyakarta akan menjadi tuan rumah bagi mereka yang datang dari berbagai wilayah Indonesia, dari Merauke hingga Sabang.
Pameran Foto dan Sepeda Onthel “Sarekat Onthel” di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) menjadi semacam event untuk menyambut perhelatan besar bertajuk “Jogja Republik Onthel,” yang akan digelar di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, pada 21-22 Oktober mendatang. Pameran tersebut dibuka pada Jumat (13/10) malam lalu, dan dimeriahkan oleh kesenian ludruk “Kirun CS” dari Madiun, Jawa Timur.
Berlangsung hingga 22 Oktober, pameran menyuguhkan foto-foto kegiatan komunitas onthel dan puluhan sepedanya. Kita bisa melihat semacam sejarah onthel dalam bentuk dan rupa yang sesungguhnya. Berbagai sepeda tua buatan Belanda seperti Gazelle, Fongers dan sebagainya dipajang; bahkan beberapa di antaranya dibuat sebelum kemerdekaan RI.
Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2000an mulai bermunculan komunitas penggemar sepeda onthel. Itulah yang kemudian mendorong pembentukan Kosti (Komunitas Sepeda Tua Indonesia), yang menaungi komunitas-komunitas tersebut. “Sarekat Onthel kami pilih untuk menggambarkan kerukunan antarkomunitas onthelis yang ada di Nusantara ini,” tutur Hermanu, kurator BBY.
Sepeda onthel, atau juga sering disebut sebagai pit onthel, sepeda unta atau sepeda kebo, dikenal di Indonesia sejak era penjajahan Belanda. Makanya, sepeda-sepeda buatan Belanda, dan juga Inggris, menjadi sangat popular di negeri kita. Yang dimaksud sepeda onthel adalah yang mengacu pada desain Belanda itu.
Yogyakarta sendiri pernah dijuluki sebagai “Kota Sepeda” pada dasawarsa 1960-70, karena sepeda saat itu menjadi moda transportasi popular warga Kota Gudeg, di samping andong/dokar dan gerobak sapi sebagai angkutan barang. Namun setelah 1970an, seiring perkembangan teknologi, pelan-pelan sepeda sebagai transportasi yang menyehatkan dan ramah lingkungan ini mulai tergeser oleh kendaraan bermotor.
Towil, koordinator Podjok (Paguyuban Onthel Djogjakarta) – sebagai penyelenggara acara “Jogja Republik Onthel” (JRO) – mengajak khalayak untuk menyukseskan acara tersebut. Dalam pembukaan pameran di BBY, Towil mengatakan bahwa ribuan penggemar onthel dari berbagai pelosok Indonesia akan turut memeriahkan JRO.
“Acara seperti ngonthel bersama se-Nusantara adalah sebuah kemewahan di zaman serba cepat ini,” imbuh Hermanu.
Kirim Komentar