Hiburan

Rubah di Selatan: Membawa Cerita Petualangan Dari Tanah Eropa

Oleh : Trida Ch Dachriza / Rabu, 15 Agustus 2018 20:17
Rubah di Selatan: Membawa Cerita Petualangan Dari Tanah Eropa
Rubah di Selatan di Sleman Creative Space (15/8)-Gudegnet/Trida


Gudeg.net- Program kolaborasi Siasat Partikelir bersama Go Ahead Challenge (GAC), Trafficking Europe Calling, berhasil membawa band terpilih, Rubah di Selatan, mengunjungi empat negara Eropa dari 1-10 Juli 2018 lalu. Rubah di Selatan menyingkirkan 500 grup band dari seluruh Indonesia menyambangi Belanda, Luxembourg, Perancis, dan Jerman.

Siasat Partikelir sendiri mencari dan mengirim apa yang mereka sebut sebagai story teller untuk mendokumentasikan kisah dan sketsa dari pemuda Indonesia yang menginspirasi di era digital. Misi utama Program Trafficking Eurpoe Calling memang untuk mengirimkan delegasi ke Eropa untuk musik dan mengenalkan budaya Indonesia lebih jauh.

“Rubah di Selatan menjadi band yang terpilih dari hasil kurasi ini karena kami merasa mereka keindonesiannya dari segi musikalitas, dan tampilan di atas panggung,” ungkap Adjust Purwatama dari Siasat Partikelir.

Selama di Eropa, Rubah di Selatan membawakan tujuh lagu, diantaranya adalah 'Leaving Anthera', 'Water', 'Malicious Time', dan 'Mata Air Mata'. Walaupun semua kunjungan adalah pengalaman berbeda yang mengesankan, tetapi Mallinda, vokalis Rubah di Selatan, menceritakan bahwa Paris adalah tempat yang memiliki paling banyak cerita.

“Kami kan, dari Sewon, Paris (Parang Tritis), ini Paris yang beneran. Lalu kami ketinggalan kereta, beli tiket lagi dengan segala sesuatunya ribet, sempat hampir terkunci di hutan kota karena kami bergantung sama Google Map, dan di suruhnya ke situ padahal sudah hampir malam,” ceritanya di sela-sela konferensi pers di Sleman Creative Space (15/8).

Sedangkan penonton yang paling berkesan untuk Mallinda adalah penonton di Lille, Perancis. Ia terharu karena penonton benar-benar mengikuti dari awal hingga akhir, berusaha mengikuti musik, dan berusaha mengenal mereka setelah pertunjukan walaupun ada batasan bahasa.

“Mereka itu benar-benar berusaha mengenal kami, nyamperin sesudah show, ngasih saran tempat-tempat. Totally ramah,” kenangnya. “Dan yang benar-benar berkesan adalah saat mereka bilang ‘terima kasih sudah membawa Indonesia pada kami’. Beberapa audiens yang bilang begitu di Paris,” lanjutnya.

Kehadiran mereka membawa beberapa nostalgia untuk beberapa penonton, dan keinginan untuk datang dan melihat sendiri seperti apa Indonesia itu. Bagi penonton yang pernah berkunjung ke Bali, penampilan Rubah di Selatan menilas balik memorinya di lagu ‘Leaving Anthera’ yang mengkorporasikan kecak di intro-nya.

Rubah di Selatan adalah band yang beranggotakan empat orang; Mallinda (vokal), Gilang (gitar), Adnan (keyboard), dan Ronie (etnik perkusi). Musisi yang mengusung genre ethnic folk ini memiliki ketertarikan pada nilai-nilai kearifan lokal, petuah jaman dulu, dan memiliki keinginan untuk menepis garis semu antara kebudayaan dengan pop culture.

Walau secara teknis jenis musiknya masuk ke ethnic folk, tetapi mereka sendiri tidak mengotakkan jenis musik mereka. Rubah di Selatan akan meluncurkan album barunya di penghujung 2018.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini