Seni & Budaya

Tradisi Nguras Enceh Imogiri Dibanjiri Ribuan Warga

Oleh : Rahman / Jumat, 27 September 2019 13:00
Tradisi Nguras Enceh Imogiri Dibanjiri Ribuan Warga
Tradisi Nguras Enceh di Makam Raja Mataram Imogiri Yogyakata,(27/9)Gudeg.net/Rahman

Gudeg.net- Ribuan warga Yogyakarta memadati Makam Raja Mataram Imogiri Bantul untuk mengikuti prosesi tradisi Nuguras Enceh Keraton Yogyakarta Hadiningrat, Jum’at (27/9).

Tradisi adat Nguras Enceh atau Gentong ini merupakan agenda rutin dari Keraton Yogyakarta pada setiap saat menjelang akhir bulan Suro.

Dari pantauan GudegNet, sebelum dimualinya prosesi Nguras Enceh terdapat serangakaian prosesi terlebih dahulu diantaranya memanjatkan sejumlah doa-doa kepada Raja-raja Mataram yang berada di Makam Imogiri, pembacaan ayat suci Al-Quran, wilujengan atau selametan dan pengalungan bunga pada gentong.

Setelah itu baru dilanjutkan dengan pengambilan air pembersih enceh yang telah disiapkan di dalam wadah besar dengan mengguakan ciduk atau disebut juga prosesi Cidukan.

Air tersebut dimasukan kedalam enceh hingga penuh dan dimulailah prosesi Nguras Enceh. Air yang telah dimasukan ke dalam Enceh atau gentong tersebut dikeluarkan kemabli oleh para abdi dalem untuk dibagikan kepada warga yang hadir.

Penghageng Puroloyo Kota Gede dan Imogiri KRT Hastono Ningrat mengatakan, warga boleh mengambil air kurasan dari empat enceh yang dibersihkan hari ini.

“Warga bebas mengambil air, akan tetapi harus tertib dan merata,tidak boleh berlebihan karena nanti yang lain tidak kebagian,” ujarnya  saat diwawancara.

KRT Hastono Ningrat menjelaskan, empat enceh atau gentong yang dikuras merupakan milik dari Kasultanan Yogayakarta dan Kasunanan Surakarta yang masing-masing dua enceh. 

“Dua enceh milik Kasultanan Ngayogyakarta bernama Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti sednagkan dua enceh milik Kasunanan Surakarta bernama Nyai Siyem dan Kyai Mendung,” jelas KRT  Hastono Ningrat.

Pembagian air kurasan Enceh dimasukan ke dalamm teko untuk dibagikan secara merata kepada warga. Akan tetapi ada juga warga yang enggan masuk antrian pembagian air kurasan dan akhirnya sempat terjadi perebutan.

Ada beberapa kepercayaan warga bahwa air kurasan tesebut bisa menyembuhkan penyakit bila diminum langsung dan dapat mendatang keberkahan serta rezeki. Selain itu air kurasan bisa disamakan dengan air zam-zam yang berasal dari Mekkah.

Tradisi yang sangat sarat dengan nilai keagamaan dan kesakralan ini merupakan sebuah perwujudan hubungan antara sesama manusia,alam dan Sang Pencipta. Dan juga dianggap sebagai tali penghubung antara manusia masa lalu,masa kini dan masa depan.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini