Gudeg.net- Petilasan Pajimatan Makam Raja Imogiri Bantul disesaki oleh ribuan warga yang datang pada tradisi ritual Nguras Enceh,(2/10). Makam Raja Mataram Imogiri terbagi atas dua kerajaan yaitu milik Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Nguras Enceh sendiri adalah ritual membersihkan empat buah gentong atau enceh milik dari dua kerajaan Mataram tersebut yang dilaksanakan setiap Selasa Kliwon bulan Sura penanggalan Jawa.
Enceh atau gentong milik Kesultanan Yogyakarta adalah Enceh Kyai Danumurti (Kerajaan Aceh) dan Enceh Kyai Danumaya(Kerajaan Palembang) yang terletak disebelah kiri pintu masuk makam dan Enceh milik Kasunanan Surakarta adalah Enceh Kyai Mendung (Kerajaan Ngerum Turki) dan Enceh Nyai Syiem(Kerajaan Siam Thailand) berada di kanan pintu masuk makam.
Sejarah dari ke empat enceh atau gentong tersebut merupakan tanda persahabatan dari kerajaan-kerajaan lain. Sultan Agung (1613-1645) sebagai raja Mataram tidak mau diberi hadiah berupa emas,berlian atau barang berharga lainnya. Tetapi Sultan agung lebih memilih enceh agar dapat digunakan untuk tempat air dan berharap dapat berguna bagi Mataram kelak. Dan ada sebagian berpendapat bahwa kerajaan-kerajan tersebut takluk dan tunduk pada Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung.
Pada awal ritual seluruh abdi dalem dari dua kerajaan tersebut melaksanakan doa-doa,wilujengan,tahlil dan pengalungan bunga melati dileher gentong sebagai tanda penghormatan. Lalu keempat gentong tersebut diisi air bersih hingga penuh dan dikuras dengan menggunakan Siwur atau gayung air dari batok kelapa.
Tradisi Nguras Enceh ini selalu menjadi pusat perhatian warga karena mereka mempercayai dengan mendapat air kurasan dari enceh tersebut akan mendapatkan keberkahan. Ada yang langsung diminum dan ada juga yang sekedar membasuhkan ke muka.
Ada beberapa kepercayaan warga bahwa air kurasan tesebut bisa menyembuhkan penyakit bila diminum langsung dan dapat mendatang rezeki. Selain itu air kurasan bisa disamakan dengan air zam-zam yang berasal dari Mekkah.
Tradisi yang sangat kental dengan nilai keagamaan dan kesakralan ini merupakan sebuah perwujudan hubungan antara sesama manusia,alam dan Sang Pencipta. Dan juga dianggap sebagai tali penghubung antara manusia masa lalu,masa kini dan masa depan.
Kirim Komentar