Gudeg.net - Sekelompok mahasiswa UNY mengadakan telaah literatur mengenai tingkat efektivitas penggunaan pranata mangsa pada era modern. Mereka adalah Hernia Nur Hidayah dan Dwi Nurhayati dari Fakultas Ilmu Sosial, serta Farhan Kusuma Putra daro Fakultas MIPA.
Dwi Nurhayati mengatakan, literature review ini bertujuan untuk menganalisa hasil penelitian terkait tinjauan sains, yang dapat difungsikan sebagai alternatif peningkatan keakuratan penanggalan pranata mangsa. Pranata mangsa sendiri merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat Jawa yang berkaitan dengan pengelolaan lahan pertanian.
Beberapa penelitian menyatakan, pranata mangsa kurang efektif jika diterapkan pada era sekarang. Perubahan iklim mengakibatkan prediksi penanggalan pranata mangsa bergeser, sehingga akan sulit untuk membuat prediksi tanam. Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian.
Sementara itu Hernia mengatakan, ilmu pranata mangsa masih digunakan sebagian kecil masyarakat Jawa, khususnya petani. Penerapan pranata mangsa, lanjutnya, perlu dilestarikan kembali mengingat keberadaannya sangat membantu dalam meningkiatkan efektivitas penggunaan lahan pertanian dan tingginya permintaan pangan.
Alternatif yang ditawarkan untuk meningkatkan ketepatan penanggalannya adalah diperlukan suatu ilmu sains untuk mengintegrasi analisis penerapannya.
Pranata mangsa terdiri dari 12 musim dalam setahun, yaitu Mangsa Kasa (Kartika), Mangsa Karo (Poso), Mangsa Katelu, Mangsa Kapat (Sitra), Mangsa Kalima (Manggala), Mangsa Kanem (Naya), Mangsa Kapitu (Palguna), Mangsa Kawolu (Wasika), Mangsa Kasanga (Jita), Mangsa Kasepuluh (Srawana), Mangsa Destha (Pradawana), dan Mangsa Sadha (Asuji).
Pranata mangsa menggunakan peredaran matahari sebagai acuan dengan siklus berumur 365 atau 365 hari.
Mengutip dari laman uny.ac.id, Kamis (7/1) Farhan mengatakan, “Dalam tinjauan sains dari aspek klimatologi, pranata mangsa memberikan informasi mengenai perubahan musim serta waktu-waktu yang dipengaruhi oleh angin disertai arahnya yang dikendalikan oleh peredaran matahari”.
Senada dengan Hernia, Farhan mengatakan, pranata mangsa adalah suatu kearifan lokal uang perlu dilestarikan mengingat manfaatnya yang sangat besar bagi segala bidang kehidupan.
Pranata mangsa, tambahnya, juga membantu para petani untuk merancang kehidupannya, belajar mengatur ekonomi, berhemat ketika memasuki masa paceklik dan semplah, dan berbahagia ketika padi melimpah di masa panen.
"Penerapan pranata mangsa pada era modern dilakukan dengan menggunakan tinjauan sains berupa arah angin dan dikendalikan oleh peredaran matahari sehingga, dapat menghasilkan suatu penanggalan pranata mangsa yang lebih akurat," kata Farhan.
Kirim Komentar