CEO Tune Hotels.com Indonesia, Sendjaja Widjaja menyatakan kertarikannya untuk menanamkan modalnya di Yogyakarta. Menurutnya, sebagai sebuah kota propinsi, DIY adalah salah satu kota yang potensial untuk dikunjungi oelh wisatawan domestik dan mancanegara.
"Jogja cukup potensial untuk dibangun hotel. Saya kira prospeknya akan cukup bagus," katanya di Restoran Omah Dhuwur, Kotagede Yogyakarta, Kamis (7/1).
Meski belum memiliki gambaran yang jelas mengenai hotel yang akan didirikannya di Jogja, tapi pengusaha yang juga sempat memimpin sebuah perusahaan rekaman ini mengaku sangat tertarik dengan kawasan Malioboro sebagai bakal lokasi hotelnya.
"Saya sudah sempat melihat-lihat dan mencari lokasi hotel di kawasan Malioboro, tapi ternyata cukup susah. Kemarin katanya ada yang menjual, tapi sudah laku," ujarnya.
Rencananya, bos Tune Hotels ini akan mendirikan sebuah hotel dengan konsep kamar murah yang diminati tamu, seperti yang telah dijalankannya di sejumlah kota di Malaysia dan Bali.
Meski bertarifkan murah, tapi Sendjaja menolak bahwa hotelnya adalah hotel yang didirikan bagi para backpacker. "Di bali, rata-rata yang menghuni hotel adalah anak muda dari kalangan menengah ke atas yang memang ingin menghemat pengeluaran dengan memilih hotel sesuai dengan kebutuhannya," tambahnya.
Lebih lanjut, Sendjaja mengatakan bahwa Jogja adalah kota budaya yang multiagama. Hal ini dibuktikannya dengan sejumlah obyek wisata budaya yang meliputi Candi Prambanan, Borobudur, kalasan, dll.
"Jogja juga berpotensi untuk dikunjungi wisatawan Eropa yang mengunjungi Indonesia. Menski awalnya mungkin sebagai kota trasit, nanti akan menjadi kota tujuan utama," katanya seraya mengatakan bahwa penerbangan internasional yang telah dibuka di Bandara Internasional Adisucipto akan sangat mendukung pariwisata Jogja.
"Jogja cukup potensial untuk dibangun hotel. Saya kira prospeknya akan cukup bagus," katanya di Restoran Omah Dhuwur, Kotagede Yogyakarta, Kamis (7/1).
Meski belum memiliki gambaran yang jelas mengenai hotel yang akan didirikannya di Jogja, tapi pengusaha yang juga sempat memimpin sebuah perusahaan rekaman ini mengaku sangat tertarik dengan kawasan Malioboro sebagai bakal lokasi hotelnya.
"Saya sudah sempat melihat-lihat dan mencari lokasi hotel di kawasan Malioboro, tapi ternyata cukup susah. Kemarin katanya ada yang menjual, tapi sudah laku," ujarnya.
Rencananya, bos Tune Hotels ini akan mendirikan sebuah hotel dengan konsep kamar murah yang diminati tamu, seperti yang telah dijalankannya di sejumlah kota di Malaysia dan Bali.
Meski bertarifkan murah, tapi Sendjaja menolak bahwa hotelnya adalah hotel yang didirikan bagi para backpacker. "Di bali, rata-rata yang menghuni hotel adalah anak muda dari kalangan menengah ke atas yang memang ingin menghemat pengeluaran dengan memilih hotel sesuai dengan kebutuhannya," tambahnya.
Lebih lanjut, Sendjaja mengatakan bahwa Jogja adalah kota budaya yang multiagama. Hal ini dibuktikannya dengan sejumlah obyek wisata budaya yang meliputi Candi Prambanan, Borobudur, kalasan, dll.
"Jogja juga berpotensi untuk dikunjungi wisatawan Eropa yang mengunjungi Indonesia. Menski awalnya mungkin sebagai kota trasit, nanti akan menjadi kota tujuan utama," katanya seraya mengatakan bahwa penerbangan internasional yang telah dibuka di Bandara Internasional Adisucipto akan sangat mendukung pariwisata Jogja.
Kirim Komentar