Okupansi atau Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di DIY secara rata-rata pada bulan Februari 2010 mencapai 45,19 persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 4,42 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 47,28 persen.
Sementara TPK hotel non bintang/akomodasi lain mengalami penurunan cukup signifkan sebesar 25,46 persen, dari 39,41 persen di bulan Januari 2010, menjadi 29,30 persen pada Februari 2010.
"Sejak Januari 2010, aktivitas masyarakat sudah kembali pada rutinitas, sehingga pergerakan pariwisatapun mulai menurun. Kondisi ini ditunjukkan dengan capaian TPK selama tiga bulan terakhir yang menunjukkan kecenderungan menurun. TPK bulan Februari 2010 menunjuk besaran 45,19 persen atau mengalami penurunan sebesar 4,42 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai besaran 47,28 persen," terang Kepala BPS DIY, Drs.Suharno,MSc di kantor BPS DIY Bantul, kemarin (1/4).
Bila dibandingkan kondisi setahun yang lalu pada Februari 2009,Suharno mengatakan kondisi ini mengalami kenaikan sebesar 6,68 persen. TPK tertinggi pada bulan Februari 2010 mencapai 50,95 persen yang dicapai hotel bintang empat dan TPK terendah dialami oleh bintang dua yang menunjuk besaran 29,88 persen. Sedangkan TPK hotel non bintang pada Februari 2010 mengalami penurunan cukup signifikan, sebesar 25,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada bulan Januari 2010, TPK tercatat sebesar 39,31 persen, sementara pada bulan Februari 2010 tercatat sebesar 29,30 persen. Pada bulan Februari 2010 TPK tertinggi sebesar 35,64 yang dialami oleh usaha akomodasi kelompok kamar kurang dari 10. TPK terendah dialami usaha akomodasi klasifikasi kelompok kamar kurang dari 40 yang mencapai 24,77 persen. Bila dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu TPK bulan Februari 2010 secara rata-rata lebih rendah 9,18 persen.
Perkembangan TPK hotel bintang dan non bintang selama bulan Desember 2008 hingga Februari 2010 selalu berjalan beriringan, mempunyai pola perkembangan yang sejalan. TPK hotel non bintang dan akomodasi lain mempunyai tingkat hunian lebih rendah dibandingkan hotel bintang.
"Bila diperhatikan kondisi 3 bulan terakhir selama Desember 2009 hingga Februari 2010 dibandingkan dengan kondisi bulan yang sama setahun yang lalu, baik hotel bintang maupun non bintang mempunyai pola kecenderungan menurun," katanya.
Lebih lanjut Suharno mengatakan TPK hotel bintang rata-rata berkisar antara 40,62 persen sampai dengan 60,59 persen, sedangkan TPK hotel non bintang berkisar antara 29,30 persen sampai dengan 39,49 persen. TPK hotel non bintang pada umumnya menunjukkan keadaan yang lebih stabil dibandingkan hotel bintang.
Pada bulan Februari 2010 mengalami penurunan yang tajam dan juga menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan kondisi setahun yang lalu, bahkan merupakan titik terendah selama lima belas bulan terakhir ini selama Desember 2008 hingga Februari 2010.
Tak berbeda dengan hotel non bintang, hotel bintangpun juga mengalami penurunan namun tidak setajam hotel non bintang. Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang di DIY, Suharno mengatakan pada bulan Februari 2010 mengalami penurunan sebesar 0,15 malam.
Rata-rata lama menginap tamu di seluruh hotel bintang pada bulan Februari 2010 tercatat 1,61 malam, sedangkan bulan sebelumnya tercatat 1,76 malam. Rata-rata menginap terlama dialami hotel bintang lima mencapai 1,89 malam, sedangkan terendah 1,41 malam pada hotel bintang tiga.
Sementara rata-rata lama menginap tamu di seluruh hotel non bintang atau akomodasi lain mencapai 1,36 malam, angka ini mengalami penurunan 0,05 malam dibanding bulan sebelumnya. Rata-rata menginap terlama pada kelompok kamar 25-40 yang mencapai 1,43 malam, sedangkan terendah pada kelompok kamar kurang dari 10 yang menunjuk besaran 1,14 malam.
Jumlah tamu yang menginap di hotel bintang selama bulan Februari 2010 tercatat sebanyak 54.234 orang yang terdiri dari 7.019 orang tamu mancanegara dan 47.215 orang tamu nusantara. Sementara jumlah tamu yang menginap di hotel non bintang sebanyak 169.349 orang yang terdiri dari 2.249 orang tamu mancanegara dan 167.100 orang tamu nusantara.
Sementara TPK hotel non bintang/akomodasi lain mengalami penurunan cukup signifkan sebesar 25,46 persen, dari 39,41 persen di bulan Januari 2010, menjadi 29,30 persen pada Februari 2010.
"Sejak Januari 2010, aktivitas masyarakat sudah kembali pada rutinitas, sehingga pergerakan pariwisatapun mulai menurun. Kondisi ini ditunjukkan dengan capaian TPK selama tiga bulan terakhir yang menunjukkan kecenderungan menurun. TPK bulan Februari 2010 menunjuk besaran 45,19 persen atau mengalami penurunan sebesar 4,42 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai besaran 47,28 persen," terang Kepala BPS DIY, Drs.Suharno,MSc di kantor BPS DIY Bantul, kemarin (1/4).
Bila dibandingkan kondisi setahun yang lalu pada Februari 2009,Suharno mengatakan kondisi ini mengalami kenaikan sebesar 6,68 persen. TPK tertinggi pada bulan Februari 2010 mencapai 50,95 persen yang dicapai hotel bintang empat dan TPK terendah dialami oleh bintang dua yang menunjuk besaran 29,88 persen. Sedangkan TPK hotel non bintang pada Februari 2010 mengalami penurunan cukup signifikan, sebesar 25,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada bulan Januari 2010, TPK tercatat sebesar 39,31 persen, sementara pada bulan Februari 2010 tercatat sebesar 29,30 persen. Pada bulan Februari 2010 TPK tertinggi sebesar 35,64 yang dialami oleh usaha akomodasi kelompok kamar kurang dari 10. TPK terendah dialami usaha akomodasi klasifikasi kelompok kamar kurang dari 40 yang mencapai 24,77 persen. Bila dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu TPK bulan Februari 2010 secara rata-rata lebih rendah 9,18 persen.
Perkembangan TPK hotel bintang dan non bintang selama bulan Desember 2008 hingga Februari 2010 selalu berjalan beriringan, mempunyai pola perkembangan yang sejalan. TPK hotel non bintang dan akomodasi lain mempunyai tingkat hunian lebih rendah dibandingkan hotel bintang.
"Bila diperhatikan kondisi 3 bulan terakhir selama Desember 2009 hingga Februari 2010 dibandingkan dengan kondisi bulan yang sama setahun yang lalu, baik hotel bintang maupun non bintang mempunyai pola kecenderungan menurun," katanya.
Lebih lanjut Suharno mengatakan TPK hotel bintang rata-rata berkisar antara 40,62 persen sampai dengan 60,59 persen, sedangkan TPK hotel non bintang berkisar antara 29,30 persen sampai dengan 39,49 persen. TPK hotel non bintang pada umumnya menunjukkan keadaan yang lebih stabil dibandingkan hotel bintang.
Pada bulan Februari 2010 mengalami penurunan yang tajam dan juga menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan kondisi setahun yang lalu, bahkan merupakan titik terendah selama lima belas bulan terakhir ini selama Desember 2008 hingga Februari 2010.
Tak berbeda dengan hotel non bintang, hotel bintangpun juga mengalami penurunan namun tidak setajam hotel non bintang. Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang di DIY, Suharno mengatakan pada bulan Februari 2010 mengalami penurunan sebesar 0,15 malam.
Rata-rata lama menginap tamu di seluruh hotel bintang pada bulan Februari 2010 tercatat 1,61 malam, sedangkan bulan sebelumnya tercatat 1,76 malam. Rata-rata menginap terlama dialami hotel bintang lima mencapai 1,89 malam, sedangkan terendah 1,41 malam pada hotel bintang tiga.
Sementara rata-rata lama menginap tamu di seluruh hotel non bintang atau akomodasi lain mencapai 1,36 malam, angka ini mengalami penurunan 0,05 malam dibanding bulan sebelumnya. Rata-rata menginap terlama pada kelompok kamar 25-40 yang mencapai 1,43 malam, sedangkan terendah pada kelompok kamar kurang dari 10 yang menunjuk besaran 1,14 malam.
Jumlah tamu yang menginap di hotel bintang selama bulan Februari 2010 tercatat sebanyak 54.234 orang yang terdiri dari 7.019 orang tamu mancanegara dan 47.215 orang tamu nusantara. Sementara jumlah tamu yang menginap di hotel non bintang sebanyak 169.349 orang yang terdiri dari 2.249 orang tamu mancanegara dan 167.100 orang tamu nusantara.
Kirim Komentar