Hiburan

Begini Cara Atonk Rubah Stigma Negatif Tatto

Oleh : Budi W / Jumat, 29 Juli 2016 12:22
Begini Cara Atonk Rubah Stigma Negatif Tatto


Yogyakarta, www.gudeg.net - Tatto selau identik dengan kejahatan, aksi urakan dan tak bisa lepas dari kenakalan. Itulah stigma yang tak pernah lepas dari seseorang yang memutuskan merajah tubuhnya dengan tatto. Anggapan semacam ini lazim di negara yang memang masyarakatnya secara umum belum mengenal tatto lebih dalam. Regulasi agama, norma dan etik masih melihat tatto dalam sudut pandang negatif. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Sapto Raharjo, Koordinator Acara, Festival Budaya Kontemporer Tatto Istimewa 2016.

Dalam wawancara dengan Tim Gudegnet, tatto selalu memiliki wacana pro dan kontra. Salah satu cara untuk memperbaiki image agar lebih positif dengan mengusung acara Tatto Istimewa ini. "Acara ini setidaknya bisa menjadi ajang sosialisasi bahwa image tatto harus diperbaiki dan disosialisasikan secara luas," katanya.

Cara paling cerdas untuk mengubah image ini yakni dengan membuat karya seni tatto yang berkelas. Diusahakan satu desain khusus per pelanggan, serta berkomunitas dengan rekan sesama seniman untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang tersebut. "Jika karya seni yang dihasilkan oleh seniman pada pelanggannya bagus, anggapan miring tentang tatto pasti berubah," ungkap Atonk, sapaan akrabnya.

Jika hasil tatto yang disematkan dalam tubuh tidak bagus, subjektivitas negatif pada hasil karya pun akan mengemuka. Keluarga, teman bahkan orang lain pun bisa menghujat karena hasil tatto yang jelek. Kadang, lanjut Atonk, orang yang berkeputusan merajah tubuhnya sedang dalam kondisi yang labil. "Seolah - olah dalam kondisi depresi, pas marah dan lain - lain, sebaiknya, keinginan bertatto sebaiknya dalam kondisi yang bagus dan telah memiliki ide gambar yang seperti apa," tambah Atonk.

Ia pun kerap memberikan job pada rekan satu komunitas apabila sedang sibuk atau bahkan tak sanggup memenuhi permintaan pelanggan. "Kadang saya kasih juga job ke teman kalau saya sendiri merasa tak mampu handle job tersebut," jelasnya profesional.

Melalui kegiatan yang berlangsung 30 Juli 2016 di Jogja National Museum ini, Atonk mengaku ingin mensosialisasikan tatto bahwa tak semua pecinta tatto itu kriminal. "Ada seni didalam tatto yang harus kita hargai," tutupnya singkat.

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini