Yogyakarta, www.gudeg.net - Rabu (14/12) pagi di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) diadakan pembukaan Merapi Volcano Expo 2016, yang dibuka dari tanggal 14 hingga tanggal 23 Desember. Di tanggal tersebut akan diadakan open house laboratorium gunung api di BPPTKG.
Acara pembukaan diisi dengan launching buku tentang kegunungapian, dialog kebencanaan, dan diskusi dengan Bapak Surono atau kerap disapa Mbah Rono, mantan kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Dialog kebencanaan yang mengambil tema “Informasi Hoax dalam Kebencanaan” dimoderatori oleh Bagus Kurniawan, anggota Pewarta Foto Indonesia. Pembicara yang hadir adalah Danang Samsurizal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD), Roni Lantip praktisi teknologi informasi dan pengamat sosial, dan M. Amrun dari Forum Pengurangan Resiko Bencana DIY.
Ketiga pembicara menyampaikan materinya masing-masing terkait informasi palsu atau hoax di media sosial yang berpotensi menimbulkan kepanikan. Pengunjung cukup antusias mengajukan pertanyaan di sesi tanya jawab.
Usai break, tiba saatnya diskusi tentang Gunung Merapi dan kebencanaan dengan Bapak Surono atau Mbah Rono. Mbah Rono mengawali diskusi dengan paparan seputar geologi. Mbah Rono menyampaikan materinya dengan jenaka, beberapa kali pengunjung tampak tersenyum ketika mendengar paparannya.
Mbah Rono mengibaratkan, kita perlu mengenal serta mempelajari bumi dan Gunung Merapi pada khususnya seperti kita mengenal dan mempelajari tabiat kekasih kita. Dengan begitu, ketika Gunung Merapi sedang bergejolak, kita tahu cara mengantisipasinya.
Beliau menambahkan, ibarat bertamu, Gunung Merapi adalah tuan rumah. Kita manusia sebagai tamu harus bisa memahami jika Merapi sebagai tuan rumah sedang punya acara, dengan cara menyingkir.
Terkait dengan akurasi atau ketepatan teknologi, Mbah Rono mengatakan “Kita manusia punya teknologi untuk menangkap gejala alam, tapi kita tetap tidak akan bisa menebak secara pasti suatu kejadian alam. Ketika status awas, tak selalu Merapi akan meletus”. Ketika Merapi sudah menunjukkan tanda-tandanya, lebih baik manusia tidak ngotot untuk tidak mengungsi.
Kholik, koordinator panitia, ketika berbincang dengan tim Gudeg.net mengatakan bahwa acara ini mengundang teman-teman jurnalis, admin media sosial dan relawan, untuk mengantisipasi hoax di media sosial terutama di masa bencana.
Dengan mendekatkan diri dengan dengan media, admin media sosial dan para relawan, diharapkan BPPTKG dapat menjadi sumber berita satu pintu. Dengan demikian, ‘kekacauan’ di media sosial ketika terjadi bencana khususnya terkait Gunung Merapi dapat diminimalisir. “Dengan begitu isu-isu yang beredar dapat lebih mudah diklarifikasi” kata Kholik.
Kirim Komentar