Yogyakarta, www.gudeg.net - Film, kini masuk ke ranah umum dan tak hanya dimiliki oleh kaum muda saja. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Lidia Noviani, salah satu koordinator kegiatan workshop pembuatan film berbasis pemberdayaan masyarakat. Kegiatan yang berlangsung dari Februari - Maret 2017 tersebut menyasar sejumlah komunitas film lokal yang tersebar di Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul.
"Di ranah masyarakat arus bawah komunitas film mulai menunjukkan geliatnya, sebut saja peserta dari Bantul dengan Komunitas Dolanan Anak, Komunitas Petani Muda dari Kulon Progo, Sleman dengan Komunitas Pelestari Anggrek Liar Merapi dan Komunitas Para Ibu Pengajian Desa Semanu, Gunung Kidul," tukas Lidia.
Film masuk desa bukan tanpa tujuan, yakni sebuah upaya Dinas Kebudayaan dalam membantu peningkatan kualitas SDM dengan pemberian edukasi kepada masyarakat terutama mengenai cara membuat ide, dasar - dasar pembuatan film, pengenalan alat hingga proses produksi dan pasca produksi.
Menurut Seksi Perfilman Dinas Kebudayaan DIY, Sri Eka Kusumaning Ayu pada Tim Gudegnet pagi ini (10/02) mengatakan bahwa Workshop dan Pembuatan Film Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Desa ini dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat bahwa saat ini media audio visual memegang peranan penting dan bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak produk dan karya yang sedang mereka kerjakan.
"Film audio visual bisa menjadi sarana sosialisasi sebuah kegiatan dan berpotensi mendatangkan feedback dari penontonnya,” jelas Eka, sapaan akrabnya.
Secara umum, kegiatan ini mengajak paguyuban Filmmaker Jogja sebagai tutor sekaligus pembimbing workshop. Sebut saja Khusnul Khitam, BW Purba Negara serta Bambang “Ipoenk” KM.
Kirim Komentar