Pendidikan

Bertahan di Era Digital dengan Branding Sekolah Bersama Unjani dan Citraweb

Oleh : Trida Ch Dachriza / Sabtu, 18 Juli 2020 14:30
Bertahan di Era Digital dengan Branding Sekolah Bersama Unjani dan Citraweb
Tim Unjani seusai webinar “Branding untuk Sekolah di Era Digital”, Sabtu (18/7)/Citraweb

Gudeg.net—Setelah sukses mengadakan webinar minggu lalu dengan tajuk “Mengelola Pembelajaran Era New Normal” Sabtu lalu (11/7), Universitas Jenderal Achamd Yani (Unjani) kembali bekerja sama dengan PT Citraweb Digital Multisolusi (CDM) mengadakan webinar kedua, “Branding untuk Sekolah di Era Digital”, Sabtu (18/7).

Webinar kali ini ditujukan untuk manajemen sekolah agar dapat dengan efektif mengelola brand atau merk-nya.

Tidak langsung terjun pada materi tersebut, sebelumnya dibahas mengenai mengapa branding atau manajemen merk itu penting untuk dikelola sekolah di era digital seperti sekarang ini.

Tanpa disadari pun, branding adalah hal yang sudah dilakukan sekolah semenjak lama. Hal ini berpengaruh pada citra sekolah yang ingin diproyeksikan ke masyarakat.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan teknologi, branding tidak lagi dilakukan dengan cara-cara yang konvensional, seperti memasang spanduk misalnya.

“Dalam membangun strategi, tidak bisa opo wae iso (apa saja bisa), kita harus mempelajari apa sebenarnya keunikan yang bisa kita tampilkan,” kata Rama Kertamukti, Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, salah satu pembicara dalam webinar ini saat memberikan materi, Sabtu (18/7).

Membangun brand sekolah harus dikonstruksi dari awal. Jika akan membangun berarti diperlukan platform atau fondasi yang baik.

Branding banyak berkaitan dengan ‘rasa’. Rasa di sini adalah perasaan yang dirasakan masyarakat saat mengingat suatu nama sekolah.

Rama menjelaskan fase branding sekolah akan melewati Pra-Academic, Academic Period, dan Post Academic.

Pra-Academic meliputi positioning dan strategi komunikasi. Positioning adalah tindakan merancang produk agar dapat tercipta kesan tertentu yang diingat oleh konsumen.

“Ini kita sebut sebagai memorable experience,” kata Rama. Agar diingat, merk harus memiliki kesan.

Menciptakan positioning melalui atribut; sekolah harus melihat memorable experience yang dimilikinya. Atribut-atribut tersebut lalu diberi nilai/scoring oleh sekolah. Prinsipnya serupa dengan analisis SWOT (Strengths/kekuatan, Weaknesses/kelemahan, Opportunities/peluang, dan Threats/ancaman) sederhana.

Terakhir melihat ‘kompetitor’ (sekolah dengan feel yang serupa) dan memberikan nilai/skor kepada sekolah tersebut dan membandingkannya.

Academic Period merupakan periode di mana murid sudah ada di sekolah. Dalam tahapan ini dianggap sekolah sudah berhasil meyakinkan orang tua dan murid untuk memilih ‘produknya’. Tahap ini adalah tahap di mana kondisinya dapat disebut ‘nyaman’.

Tahapan ini sangat penting di mana unsur-unsur internal lah yang akan berbicara tentang sekolah. Terutama di zaman modern seperti ini, grup-grup percakapan berbasis internet menjamur dan dapat diakses oleh mayoritas orang.

Unsur-unsur internal ini akan membentuk narasi yang akhirnya menciptakan visualisasi tentang sekolah itu sendiri.

Sekolah dapat berpartisipasi dalam ‘menaskahi’ narasi ini dengan memberikan cerita untuk diceritakan atau dibicarakan.

Misalnya dengan membangun perpustakaan yang nyaman, atau mengadakan kegiatan sekolah, resital musik atau tari misalnya, yang melibatkan banyak murid dan organisasi sekolah serta orang tua.

Lebih baik lagi jika hal yang dibicarakan ini masih berkesinambungan dengan atribut nilai sekolah. Misalnya keunikan sekolah berada di prestasi olah raga, buatlah sarana olah raga menjadi nyaman atau adakan acara olah raga.

Selanjutnya Post Academic adalah bagaimana alumni, orang-orang yang pernah hadir dalam ruang sekolah, memberikan testimoni di luar sana. Mempromosikan brand hanya sebagai stimulan, sedangkan branding adalah investasi jangka panjang.

Alumni juga menjadi bagian dari sejarah sekolah. Sejarah harus dibangun oleh unsur-unsur sekolah, termasuk di dalamnya murid, orang tua, guru, dan alumni. Sejarah sekolah akan membawa brand pada tahap recognition (pengakuan).

Cara konvensional dalam mem-brand sekolah bukannya tidak lagi efektif. “Namun pentingnya pemilikan aset digital di era new normal yang mengharuskan hampir seluruh kegiatan masyarakat dilakukan dari rumah,” jelas Aris Wahyu Murdiyanto, salah satu pembicara di webinar ini saat berbincang dengan Gudegnet selepas webinar berlangsung.

Aris juga mengatakan, keterbatasan sumber daya mungkin bisa menjadi isu penting di masa depan bagi sekolah.

“Unjaya4school hadir bersama Pandi dan Citrahost untk menjembataninya,” kata Aris lagi.

Bekerja sama dengan PT CDM, Pandi, dan Citrahost, Unjaya4School hadir untuk sekolah menengah.

“Unjaya4school menyampaikan materi ‘Branding Sekolah di Era Digital’ yang sesuai dengan support PT CDM melalui brand Citrahost dan Citraweb School yang memiliki produk bagi dunia pendidikan berupa Website Profil Sekolah yang dapat digunakan sebagai tools branding sekolah,” ujar Aditya Prakoso, Deputi Direktur PT CDM saat berbincang dengan Gudegnet, Jumat (18/7).

Unjaya4School atau UnjaniYogyaForSchool sendiri adalah inisiatif dari Fakultas Teknik dan Teknologi Informasi (FTTI) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang ditujukan kepada sekolah menengah (SMP, SMA, SMK) di seluruh Indonesia.

Program ini adalah bentuk kepedulian dan kontribusi FTTI Unjani Yogyakarta dalam pengembangan pendidikan menengah di Indonesia.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    GERONIMO 106,1 FM

    GERONIMO 106,1 FM

    Geronimo 106,1 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini