Sosial Ekonomi

Pengrajin Kecil Tetap Butuh Minyak Tanah

Oleh : Margareta Endah W / Senin, 00 0000 00:00
Pengrajin Kecil Tetap Butuh Minyak Tanah

Sanggar Kalpika - Batik Taman Sari YogyakartaTaman Sari tak hanya terkenal dengan wisata pemandian Sultan Hamengku Buwono I beserta selir-selirnya. Kerajinan lukisan batik juga menjadi daya tarik wisatawan dalam dan luar negeri. Bahkan ada beberapa produsen batik yang menyediakan tempat untuk belajar membatik. Salah satunya adalah Sanggar Kalpika.

Mahalnya minyak tanah non-subsidi saat ini yang berkisar antara  Rp 5.500,00 hingga Rp 6.000,00 per liter, membuat para konsumen minyak tanah ketar ketir khususnya di Taman Sari. Pasalnya bahan bakar utama yang dipakai untuk memanaskan malam adalah minyak tanah.

Saat ditemui GudegNet di Sanggar Kalpika, Yoga (23) mengeluhkan tentang kebijakan pemerintah yang menurunkan harga premium tapi tidak menurunkan harga minyak tanah. "Kenapa hanya bensin saja yang turun. Padahal usaha seperti punya kita ini kan yang harus lebih diperhatikan pemerintah," keluh Yoga.

Dalam dua hari, Yoga dan teman-temannya di sanggar bisa menghabiskan satu liter minyak tanah untuk keperluan membatiknya. Yoga biasa membeli minyak tanah dengan harga Rp 6.000,00 per liter. "Ya kalau dibilang berat yang nggak juga mbak. Lha wong udah jadi kebutuhan kok. Mau gimana lagi? Yang penting jangan sampi susah didapat," ujarnya dengan sedikit meringis ketus.

Senada dengan Yoga, Ibu Tuti Iriyanti (45) pun mengeluhkan tentang minyak tanah yang makin susah didapat dan semakin mahal. kebutuhan ekonominya yang semakin tinggi mau tak mau harus membuat otaknya berputar. "Kalau begini terus, saya mau pakai arang bubuk aja (arang yang kecil-kecil -red)," ujar Ibu Tuti di sela-sela ia membatik. "Dari pada besok-besok naik lagi, tuh saya udah beli delapan liter langsung. Jangan sampai susah dicari," tutur Ibu Tuti. Subsidi pemerintah yang dinanti-nanti Ibu Tuti pun tak pernah kunjung datang. 

Pesona Taman Sari sebagai cagar budaya yang berdampingan erat dengan keberadaan batik lukis ini, haruslah tetap lestari. Suara-suara sumbang di belakang kekayaan budaya Yogyakarta ini selayaknya sudah bisa diredam. Jangan sampai kampung wisata yang membantu menyokong devisa negara ini jadi "berteriak" kewalahan.

Sejak 10 November lalu, Pertamina telah menarik minyak tanah bersubsidi di Kota Yogyakarta. Faktanya, ternyata masih banyak masyarakat yang membutuhkan bahan bakar yang bisa dibeli eceran itu, terutama pengrajin kecil dan menengah.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini