Sepertinya baru saja kemarin BBM dan elpiji naik. Eh.., mulai hari ini (25/08), Pertamina kembali menaikkan harga harga gas elpiji yakni untuk kemasan 12 kg naik dari Rp 5.250,00 per kg menjadi Rp 5.750,00 per kg (naik sekitar 9,5 persen) atau naik dari Rp 63.000,00 per tabung menjadi Rp 69.000,00 per tabung.
Sedangkan untuk kemasan 50 kg, Pertamina mengurangi diskonnya dari 15 persen menjadi 10 persen atau dari Rp 6.878,00 per kg menjadi Rp 7.255,00 per kg. Dengan demikian harga dalam kemasan 50 kg naik dari Rp 343.900,00 per tabung menjadi Rp 362.750,00 per tabung. Sementara itu harga jual elpiji tabung 3 kg masih tetap seperti yang lama yaitu Rp 4.250,00 per kg eks agen (Rp 12.750,00 per tabung 3 kg).
Menurut rilis di website Pertamina www.pertamina.com pada 24 Agustus 2008, kenaikan harga jual Elpiji tersebut dilakukan untuk mengakomodasi kenaikan biaya operasional dan distribusi sehubungan dengan naiknya harga BBM, serta masih belum mengakomodir harga bahan baku LPG.
Pada tahun 2008, rata-rata harga elpiji di pasar internasional (Ref harga CP Aramco) adalah sebesar 858 USD/MT dengan harga keekonomian Rp 11.400,00 per kg. Dengan harga tersebut, Pertamina masih menanggung kerugian akibat penjualan elpiji kemasan 12 kg dan 50 kg sebesar Rp 6,5 trilyun per tahun.
Lebih lanjut, terkait dengan harga jual elpiji nasional yang masih jauh dari harga keekonomian yaitu Rp 11.400,00 per kg, maka untuk selanjutnya Pertamina akan menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg secara bertahap sebesar Rp 500,00 per kg per bulannya sampai mencapai harga keekonomiannya. Demikian juga untuk elpiji kemasan 50 kg akan dikurangi diskonnya secara bertahap dan selanjutnya disesuaikan sampai dengan harga keekonomian.
Untuk saat ini, guna memenuhi kebutuhan elpiji masyarakat, Pertamina tetap menjamin ketersediaan LPG yang mana stok elpiji saat ini sebesar 76.780 MT (cukup untuk 17 hari kebutuhan nasional). Namun, Pertamina berharap agar masyarakat dapat membeli elpiji sesuai kebutuhan dan untuk tidak menggunakan elpiji secara berlebihan di atas pemakaian normal.
Sedangkan untuk kemasan 50 kg, Pertamina mengurangi diskonnya dari 15 persen menjadi 10 persen atau dari Rp 6.878,00 per kg menjadi Rp 7.255,00 per kg. Dengan demikian harga dalam kemasan 50 kg naik dari Rp 343.900,00 per tabung menjadi Rp 362.750,00 per tabung. Sementara itu harga jual elpiji tabung 3 kg masih tetap seperti yang lama yaitu Rp 4.250,00 per kg eks agen (Rp 12.750,00 per tabung 3 kg).
Menurut rilis di website Pertamina www.pertamina.com pada 24 Agustus 2008, kenaikan harga jual Elpiji tersebut dilakukan untuk mengakomodasi kenaikan biaya operasional dan distribusi sehubungan dengan naiknya harga BBM, serta masih belum mengakomodir harga bahan baku LPG.
Pada tahun 2008, rata-rata harga elpiji di pasar internasional (Ref harga CP Aramco) adalah sebesar 858 USD/MT dengan harga keekonomian Rp 11.400,00 per kg. Dengan harga tersebut, Pertamina masih menanggung kerugian akibat penjualan elpiji kemasan 12 kg dan 50 kg sebesar Rp 6,5 trilyun per tahun.
Lebih lanjut, terkait dengan harga jual elpiji nasional yang masih jauh dari harga keekonomian yaitu Rp 11.400,00 per kg, maka untuk selanjutnya Pertamina akan menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg secara bertahap sebesar Rp 500,00 per kg per bulannya sampai mencapai harga keekonomiannya. Demikian juga untuk elpiji kemasan 50 kg akan dikurangi diskonnya secara bertahap dan selanjutnya disesuaikan sampai dengan harga keekonomian.
Untuk saat ini, guna memenuhi kebutuhan elpiji masyarakat, Pertamina tetap menjamin ketersediaan LPG yang mana stok elpiji saat ini sebesar 76.780 MT (cukup untuk 17 hari kebutuhan nasional). Namun, Pertamina berharap agar masyarakat dapat membeli elpiji sesuai kebutuhan dan untuk tidak menggunakan elpiji secara berlebihan di atas pemakaian normal.
Kirim Komentar