Tepat pukul 20.00 umat Konghucu mulai berdatangan menuju Klenteng Fuk ling Miau. masyarakat Tionghoa yang berpuluh-puluh tahun membaur dan beranak pinak dinegeri ini nampak sumringah, tidak terbersit sedikitpun rasa gundah. Malam ini merupakan momen yang selalu dinanti seluruh umat Konghucu bersuka cita menyambut hadirnya tahun baru.
Tim gudegnet datang ke klenteng yang usianya 159 tahun itu. Setiap umat mulai memanjatkan doa meskipun sremonial acara akan dimulai pada pukul 23.00, akan tetapi tidak menyurutkan semangat Umat untuk segera mengucap syukur kehadirat tuhan yang maha esa.
Tomy misalnya, ia merupakan salah satu diantara ratusan pengunjung yang datang malam itu. Beserta keluarga besar, ia berdoa sekaligus bersilaturahmi dengan umat konghucu lainnya. "Sungguh sebuah nikmat dapat kami rasakan selama setahun, mudah-mudahan keberuntungan selalu ada beserta kita semua," tukasnya ramah.
Setali tiga uang, suka cita juga dirasakan stacy. Wanita 25 tahun ini pun turut mengucap syukur sedalam-dalamnya atas anugerah dan kenikmatan yang ia rasakan selama 1 tahun yang lalu. "Pasti bahagia usaha lancar dan berharap tahun baru ini mendapat nikmat yang lebih lagi," ungkap pebisnis gadet ini saat berbincang dengan Tim Gudegnet.
Menurut petugas Klenteng Fuk ling Miau, Mujiran, Upacara doa akan dimulai pada pukul 24.00 WIB. Sebelumnya akan dilakukan penyalaan lilin sebagai sebuah tanda bahwa manusia hidup memerlukan pelita agar selalu diterangi jalan hidupnya. Selanjutnya, doa akan kembali dilaksanakan pada jam 03.00 WIB hingga jam 09.00 pagi harinya.
"Pada dasarnya boleh kapan saja melakukan doa, namun ada waktu-waktu terbaik melaksanakan persembahyangan," jelasnya.
Bagi setiap pribadi yang telah melakukan doa, masih ada sejumlah umat yang melakukan pembakaran Kim Choa, sebuah uang emas yang telah diberi doa kemudian dibakar dengan tujuan agar doanya selalu diberkati dewa. "Agar doa yang dipanjatkan segera sampai kepada Tuhan YME," jelasnya.
Kini, pasca pemerintahan almarhum Presiden Abdurrahman Wahid, Kaum Tionghoa dapat bernafas lega setelah dicabutnya Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang melarang semua hal tentang Tionghoa termasuk larangan merayakan imlek. Selamat Imlek saudaraku, Tuhan besarta kita semua.
Kirim Komentar