Pesan Nasionalisme Melalui Seni Visual

Bukan seniman namanya jika tidak kreatif. Ide cemerlang ini digagas oleh Bayu Widodo dan kawan-kawan seorang seniman visual dari Yogyakarta. Isu Pemilu 2014 menjadi topik hangat yang perlu diaktualisasikan melalui sebuah visual berupa gambar teka-teki silang dengan subyek gambar tokoh pluralisme Indonesia, Gus Dur.

Dalam kesempatan saat bertemu dengan Tim Gudegnet siang tadi di Taman Budaya Yogyakarta (14/03), Bayu menumpahkan uneg-unegnya melalui gambar visual itu. "Gus Dur merupakan sosok pluralis Indonesia yang patut dicontoh," jelasnya singkat.

Menanggapi banyaknya pemilih pemula ditahun politik ini, ia berujar pada generasi muda untuk turut membantu menentukan nasib bangsa. Pendidikan politik melalui gambar tersebut bertujuan agar anak muda sekarang tidak apatis pada bangsa. "Namun satu yang harus diperhatikan, kami mengingatkan pada masyarakat agar tidak memilih sosok yang pernah melanggar HAM, tidak memilih orang yang pernah mencederai nasib petani," tembahnya.

Proses kreatif itu sendiri berawal dari ajakan teman-teman Barisan Pengingat yang akan menggelar konser bersama Sri Khrisna di Taman Budaya Yogyakarta, esok Minggu (16/03). Rangkaian seni visual itu dimulai pengerjaannya sejak 10 Maret dan akan berakhir malam ini. Total pengerjaan karya sebanyak 5 yang masing-masing tokoh mewakili isu-isu tertentu.

Melalui pesan grafisnya, Bayu secara eksplisit mengingatkan masyarakat untuk mengenal terlebih dahulu sosok yang akan mewakili rakyat di DPR/DPRD nanti. Jangan sampai salah pilih karena 5 menit itu akan menentukan nasib 5 tahun kedepan. "Meskipun ada sejumlah orang yang berpandangan apatis akan nasib negeri ini, namun kita tetap dan harus memiliki harapan bahwa masih ada pemimpin yg baik," tutupnya ramah.